Setiap daerah wajib mengumpulkan sampel 5-10 sampel setiap minggunya. Setelah diperiksa maka akan dilihat berapa jumlah varian of concern, dan dari data tersebut akan dilakukan tracing yang spesifik kalau ditemukan varian of concern berupa mutasi dari India, Inggris dan Afrika Selatan.
“Dari evaluasi yang kami lakukan, telah ditemukan beberapa mutasi yang telah terjadi. Ada 54 kasus mutasi yang terjadi dan dibedakan dari yang sumbernya dari luar dan tidak ada kontak dengan sumber luar. Dari 54 kasus mutasi varian of concern di Indonesia, 35 diantaranya adalah varian of concern yang berasal dari migrasi dari luar Indonesia, sementara 19 diantaranya tidak ada kontak dengan Indonesia,” lanjutnya.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, artinya sudah ada penyebaran kontaminasi lokal untuk varian of concern yang terjadi secara mutasi.
Salah satunya adalah yang terjadi di Cilacap, ada kapal Philipina yang berlabuh dan sebelumnya telah mendarat di India. Dari 20 ABK yang melakukan skrining genomic, ternyata ada 14 kasus mutasi. 14 mutasi tersebut ternyata menularkan kepada 31 nakes.
“Ini menunjukkan betapa ganasnya penularan varian of concern ini pada orang lain. Tracing dilakukan pada keluarga nakes dan ditemukan 12 orang yang terinfeksi dan ketika ditracing lagi maka ditemukan enam orang. Jadi ada 49 kasus yang tertular dari 14 kasus. Ini artinya laju penularannya 3,35 kali lipat,” ucap dia.
(SANDY)