sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Waspada! Konflik Ukraina-Rusia Bisa Bikin Pasokan Minyak Nabati Defisit 

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
11/03/2022 19:05 WIB
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) meminta semua pihak agar waspada terhadap konflik antara Rusia dan Ukraina.
Waspada! Konflik Ukraina-Rusia Bisa Bikin Pasokan Minyak Nabati Defisit. (Foto: MNC Media)
Waspada! Konflik Ukraina-Rusia Bisa Bikin Pasokan Minyak Nabati Defisit. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) meminta semua pihak agar waspada terhadap konflik antara Rusia dan Ukraina. Organisasi ini memperkirakan pada semester I tahun 2022 pasokan minyak nabati di pasar bakal mengalami defisit. 

"Dalam pasar minyak nabati, semester pertama 2022 diperkirakan akan terjadi defisit pasokan, apalagi Ukraina sebagai salah satu produsen bunga matahari dan rapeseed, sehingga mendorong naiknya harga minyak nabati dan berakibat minyak sawit akan menjadi harapan utama negara importir," ujar Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono pada keterangan tertulisnya, Jumat (11/3/2022).

Mukti mengatakan salah satu dampak yang saat ini sudah dirasakan karena adanya ketegangan anatara kedua negara tersebut adalah harga minyak bumi lebih dari USD100 per barel. Menurutnya hal tersebut telah mendorong permintaan yang besar pada minyak nabati.

Oleh sebab itu menurutnya pemerintah perlu mengatur kembali kebijakan sehingga minyak sawit masih bisa menjaga neraca perdaganhan, dan kebutuhan dalam negeri akan minyak tersebut juga bisa terpenuhi.

"Pemerintah perlu mengatur secara bijak penggunaan dalam negeri dan ekspor minyak sawit untuk menjaga neraca perdagangan nasional. Bagi pekebun, peningkatan efisiensi dan produksi merupakan dua hal yang harus terus menerus diupayakan," sambungnya.

Disamping itu Gapki mencatat terjadi penurunan produksi minyak sawit (CPO) yang tercatat pada bulan Januari 2022 sebesar 3% jika dibandingkan dengan total produksi pada bulan desember 2021. Pada Desember 2021 toal produksi CPO 4,688 juta ton, sedangkan pada bulan Januari Gapki mencatat total produksinya menurun menjadi 3,863 juta ton.

"Turunnya produksi di bulan Januari 2022 merupakan pola musiman, namun penurunan produksi CPO dari Desember 2021 ke Januari 2022 yang sebesar 3% jauh lebih rendah dari penurunan musiman tahun lalu Desember 2020 ke Januari 2021 yang mencapai 7%," pungkasnya. (TYO)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement