IDXChannel - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan menetapkan pemanis buatan jenis aspartam sebagai zat pemicu kanker atau bersifat karsinogen.
Melansir Reuters, Jumat (30/6/2023), pengumuman tersebut dikabarkan akan dikeluarkan pada 14 Juli mendatang.
Keputusan ini akan diambil setelah Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) yang beroperasi di bawah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menemukan penelitian bahwa pemanis buatan jenis aspartam masuk ke dalam kategori “kemungkinan memicu kanker bagi manusia” (possibly carcinogenic to humans).
Aspartam adalah pemanis buatan yang terbuat dari gabungan dua asam amino, yaitu asam aspartat dan fenilalanin. Zat ini umum digunakan untuk menggantikan peran gula pada makanan dan minuman.
Mengutip Alodokter, Aspartam merupakan bubuk berwarna putih yang tidak berbau. Pemanis buatan jenis ini terdapat dalam beberapa produk di pasaran, seperti sereal, permen karet bebas gula, minuman bersoda, susu berperisa, teh kemasan, kopi instan, yoghurt kemasan, es krim, salad dressing, saos tomat, dan jus buah.
Produk-produk yang mengandung aspartam tersebut sering dilabeli dengan istilah bebas gula, tanpa atau rendah kalori, atau tanpa gula.
Sementara Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah menganggap aspartam aman sejak 1974. Pada 1996, FDA juga menyetujui pemanis jenis ini digunakan sebagai pemanis umum.
Namun, Center for Science in the Public Interest, sebuah kelompok advokasi konsumen, menyebut aspartam sebagai pemanis rendah kalori yang paling memprihatinkan karena ada bukti kuat bahwa aspartam menyebabkan kanker dan merupakan karsinogen yang kuat.
Kelompok ini bahkan menyarankan evaluasi untuk bahan pemanis jenis ini oleh IARC pada 2014 dan 2019.
Produsen Aspartam Ketar-Ketir
Pelarangan aspartame oleh WHO dapat berdampak bagi banyak industri, utamanya produsen makanan dan minuman, serta produsen pemanis buatan jenis ini.
Secara global, terdapat 5 pemasok aspartam terbesar berdasarkan pendapatan. Di antaranya HYET Sweet, Ingredion Inc., Daesang Corporation, Tate and Lyle, dan Kaifeng Xinghua Fine Chemical Ltd. (Lihat tabel di bawah ini.)
Pemasok utama aspartame global tersebut menguasai pasar hampir di seluruh benua di dunia, mulai dari Amerika Utara hingga Eropa dan Asia Pasifik. Bahkan perusahaan-perusahaan ini meraup pendapatan jumbo dari ‘berjualan’ aspartame.
Tak hanya pemasok utama, industri makanan dan minuman global juga berpotensi terdampak menyusul penetapan dari WHO.