"Saat ini seluruh stasiun Whoosh yang beroperasi sudah terintegrasi dengan berbagai moda transportasi lainnya," ujarnya.
Eva mengatakan, proyek kereta cepat Whoosh hadir di Indonesia untuk memajukan transportasi nasional. Kereta ini juga bertujuan meningkatkan konektivitas dan perekonomian di sepanjang jalur Jakarta dan Bandung melalui transportasi massal ramah lingkungan.
"Dalam proses pembangunannya, proyek kereta cepat Whoosh sudah mempertimbangkan banyak hal yang telah dikoordinasikan bersama seluruh stakeholder yang terlibat," kata Eva.
Sebelumnya, Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Senin (8/7/2024) lalu mengungkapkan perusahaan mengalami kerugian besar pada 2023 termasuk akibat karena proyek Kereta Cepat. WIKA merupakan salah satu pemegang saham KCIC.
KCIC merupakan konsorsium yang mengelola kereta cepat Whoosh dengan komposisi pemegang saham PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) 60 persen dan Beijing Yawan HSR 40 persen. PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memegang porsi saham terbesar 51,37 persen PSBI diikuti WIKA 39,12 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) 8,3 persen, dan PT Perkebunan Nusantara 1 (Persero) 1,21 persen.
(RFI)