Wishnutama memberi analogi sederhana terkait fenomena tersebut, seperti contoh masyarakat Indonesia sudah pandai dalam hal tekhnologi sampai membuat video platform yang hebat.
"lha terus yang bikin kontennya siapa Itu kan tetap membutuhkan orang produksi, untuk produksi film yang berkualitas, naskahnya bagus, penyutradaraannya bagus, itu kan bukan digital, itu pekerja-pekerja yang tetap mensupport the ecosystem, itu kan juga perlu, jadi perlu pekerja digital yang mensupport the ecosystem," sambung Whisnutama.
Menurut mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu jadi bukan semua harus belajar digital perlu sebuah dukungan pekerja yang mensupport the ecosystem digital tersebut.
"Contoh kedua e-commerce, misal kita bikin semua e-commerce dan hebat lah e-commerce kita, tapi nanti tidak ada yang bikin baju buatan Indonesia gimana, akhirnya baju buatan Indonesianya kalah saing, karena bikin baju kan bukan pekerjaan digital," lanjut Wishnutama
Wishnutama menambahkan, Jangan sampai e-commercenya canggih, akan tetapi yang produk-produk yang dijual produk justru produk asing karena minimnya produksi dalam negeri.