Namun gembar-gembor soal BRICS akhirnya mereda pada 2015. Perekonomian BRICS rupanya mulai melambat pada 2014 setelah penurunan harga minyak dan krisis keuangan. Setahun setelahnya, akronim tersebut tak lagi dinilai menarik dari segi investasi dan pendanaan.
Goldman Sach sendiri menggabungkan dana investasi BRICS-nya dengan ekuitas pasar berkembang yang lebih besar. Pendanaan BRICS yang telah dikumpulkan oleh perusahaan tersebut telah hilang asetnya hingga 88% pada 2010.
Hingga akhirnya Goldman Sach sendiri mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa mereka tidak lagi melihat kemungkinan atau potensi pertumbuhan aset yang signifikan di masa mendatang pada sektor pendanaan BRICS.
Kembali Dibahas
Setelah gembar-gembor BRICS mereda, akronim tersebut mulai digunakan sebagai akronim populer untuk merujuk pada negara-negara anggotanya.
Namun BRICS kembali diperbincangkan beberapa bulan silam tak lama setelah invasi Rusia ke Ukraina. Dilansir dari Economicobservatory (3/2), melaporkan bahwa setidaknya ada negara-negara yang menunjukkan ketertarikan untuk bergabung dengan BRICS.