Dikutip dari Forbes, kualitas rasa wine dipengaruhi oleh terroir, yakni faktor-faktor lingkungan yang sangat unik hingga mempengaruhi cita rasa makanan ataupun minuman yang diproduksi di suatu daerah.
Terroir merujuk pada komposisi unik dari mutu lahan, curah hujan, temperatur cuaca, dan faktor-faktor agrikultur lainnya. Komposisi unik tersebut begitu tepat, sehingga menghasilkan panen yang berkualitas.
Dalam satu wilayah yang memiliki beberapa lahan anggur, tiap lahan bisa menghasilkan rasa anggur yang berbeda meskipun jaraknya berdekatan. Oleh sebab itu, produsen wine berinvestasi besar pada pembelian dan pengelolaan lahan yang prestisius dan ‘mahal’.
Dikutip dari Palateclub (19/10), faktor lain yang mempengaruhi harga wine adalah jumlah produksi yang memang sengaja dibatasi. Para produsen membatasi jumlah buah yang dihasilkan agar lahan dan tanaman memberikan ‘tenaga’ ekstra untuk menumbuhkan buah dengan cita rasa yang unik.
Selain itu, produsen juga meminimalisir penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Ini membuat produsen memerlukan waktu dan ekstra tenaga dan atensi untuk merawat pohon anggurnya.