sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

3 Kasus Dugaan Kebocoran Data yang Disanggah Pemerintah

Ecotainment editor Kurnia Nadya
14/09/2022 13:55 WIB
Tiga kasus dugaan kebocoran data mencuat ke media sosial selama sebulan terakhir, ketiganya kasus itu juga disanggah pemerintah.
3 Kasus Dugaan Kebocoran Data yang Disanggah Pemerintah. (Foto: MNC Media)
3 Kasus Dugaan Kebocoran Data yang Disanggah Pemerintah. (Foto: MNC Media)

IDXChannel—Tahun 2022 baru terlewati separuhnya, namun masyarakat sudah berkali-kali dibuat heboh oleh berita dugaan kebocoran data yang terjadi pada server sejumlah instansi pemerintahan. 

Sebagian instansi yang terlibat menyanggahnya, tentu saja. Beralasan bahwa data yang dibocorkan tidaklah signifikan dan tidak aktual. Mungkin, pernyataan tersebut terucap dengan maksud meredakan kekhawatiran agar tak berujung pada kepanikan masal. 

Namun alih-alih perbincangan di media sosial mereda, masyarakat makin keras menyampaikan kritik, menekankan bahwa persoalan dugaan kebocoran data ini bukan terletak pada penting atau tidaknya data yang dibocorkan, tapi betapa mudahnya orang menerobos masuk ke sistem server instansi. 

Deretan kasus dugaan kebocoran data yang belakangan mencuat ke permukaan dan bagaimana cara pejabat instansi terkait menanggapinya, secara tak langsung menunjukkan kompetensinya masing-masing dalam menangani tugas dan kendala di bidangnya. 

Kasus dugaan kebocoran data apa saja yang telah disanggah oleh instansi yang bersangkutan? 

Dugaan Kebocoran Data, Instansi Bilang ‘Bukan Data Penting’ 

1. PLN & 17 Juta Data Pelanggan

Kasus ini mencuat pada Agustus 2022, 17 juta data pelanggan PLN dijual ke situs breached.to, sebuah tangkapan layar menunjukkan akun ‘loliyta’ mengaku menjual data pelanggan PLN. Lengkap dengan ID pelanggan, nama pelanggan, nomor meteran, alamat, KWH, tipe energi, dan tipe meteran. 

Meskipun demikian, PLN menyanggahnya dengan mengatakan bahwa data yang disebarkan itu bukanlah data riil dan aktual pelanggan PLN. Juru Bicara PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan data yang dibajak itu adalah replikasi. 

Menurut PLN juga, data itu diambil dari aplikasi dashboard data pelanggan untuk keperluan analisa, data replika itu pun sudah tidak lagi diperbarui. Sehingga tidak akan membahayakan pelanggan.

2. Indihome & Browsing History Bocor

Setelah PLN, giliran Indihome. Provider home internet anak usaha PT Telkom ini juga dibobol servernya, setidaknya 26 juta data dibagikan ke breached.to, forum yang juga digunakan hacker yang membobol PLN menjual data yang didapatnya. 

Data yang disebar mencakup history browsing, nama pelanggan, email, nomor telepon, jenis kelamin, juga nomor induk kependudukan (NIK). 

Namun lagi-lagi, Telkom menyanggahnya. Perwakilan dari Telkom Group mengatakan bahwa setelah mengecek dan menyelidik 100.000 sampel data yang diduga bocor itu, Telkom menyatakan bahwa data bocor tersebut tidak valid, tidak cocok dengan NIK asli pelanggan. 

Telkom juga mengatakan bahwa pelanggan Indihome hanya 8 juta, sementara hacker yang terlibat mengaku memiliki 26 juta data pelanggan. 

3. Jasa Marga & 252 Gb Data Pelanggan

Pada Agustus kemarin, Jasa Marga juga diterpa isu dugaan kebocoran data. Kali ini hacker mengaku berhasil mengakses 252 Gb data di lima server Jasa Marga. Lagi-lagi, data tersebut juga disebar luaskan di fourm breached.to. 

Adapun data yang diakses hacker adalah data pengguna, pelanggan, karyawan, data perusahaan dan keuangan Jasa Marga. Perusahaan pun menyampaikan klarifikasi bahwa data tersebut tidak berkaitan dengan pelanggan Jasa Marga. 

Selain itu, Jasa Marga juga mengaku telah mematikan server yang terkena serangan dan berupaya memindahkan data ke server yang lebih aman. 

Demikianlah tiga kasus dugaan kebocoran data yang sempat menghebohkan media sosial hingga akhirnya mendorong pejabat instansi terkait mengeluarkan pernyataan sanggahan. Selain ketiga instansi, Bank Indonesia juga dikabarkan pernah terkena serangan hacker. Namun alih-alih menyanggah, Bank Indonesia mengakuinya dan melaporkan serangan tersebut ke Badan Siber dan Sandi Negara. (NKK)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement