sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

7 Jalur Kereta Api dengan Pemandangan Terindah, Patut Dicoba untuk Traveling

Ecotainment editor Andri Bagus
20/09/2025 18:36 WIB
Ada 7 jalur kereta api dengan pemandangan terindah yang dapat dicoba saat berpergian.
7 Jalur Kereta Api dengan Pemandangan Terindah, Patut Dicoba untuk Traveling. (Foto: KAI)
7 Jalur Kereta Api dengan Pemandangan Terindah, Patut Dicoba untuk Traveling. (Foto: KAI)

IDXChannel—Simak rekomendasi 7 jalur kereta api dengan pemandangan terindah. Indonesia memiliki jalur kereta api aktif mencapai 6.945 kilometer, dari banyaknya rute terdapat sejumlah jalur yang menawarkan pemandangan menarik. 

Kereta api adalah salah satu moda transportasi yang digemari banyak orang. Selain harganya lebih terjangkau, berpergian dengan kereta api memungkinkan penumpang untuk beristirahat dengan nyaman dan menyaksikan pemandangan yang indah. 

Melansir laman Kementerian Pariwisata (20/9/2025), berikut ini adalah 7 jalur kereta api dengan pemandangan terindah yang patut dicoba untuk berpergian bersama keluarga maupun solo traveling. 

7 Jalur Kereta Api dengan Pemandangan Terindah 

1. Bogor-Sukabumi-Cianjur

Jalur kereta api ini dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) dan resmi beroperasi secara penuh pada 10 Mei 1883, termasuk yang tertua di Jawa Barat dan berada di bawah pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi I Jakarta serta Daerah Operasi II Bandung.

Jalur kereta api ini menyajikan pesona lembah Sungai Cisadane tak lama selepas Stasiun Bogor Paledang hingga Stasiun Maseng. Penumpang juga akan disuguhkan panorama Gunung Salak dan Gunung Pangrango menjelang Stasiun Cigombong. 

Selepas Stasiun Sukabumi, Anda akan melintasi wilayah pedesaan dengan pemandangan persawahan nan permai dan menyusuri Terowongan Lampegan sepanjang 686 meter yang merupakan terowongan KA tertua di Jabar dan telah beroperasi sejak 1882.

Jika Anda ingin menikmati pemandangan alam jalur kereta api Bogor-Sukabumi-Cianjur, dapat menggunakan KA Pangrango relasi Bogor Paledang-Sukabumi PP dan KA Siliwangi relasi Sukabumi-Cipatat PP. 

2. Purwakarta-Padalarang

Jalur berikutnya adalah jalur Purwakarta-Padalarang. Jalur ini termasuk legendaris KA rute Jakarta-Bandung pernah mengalami masa kejayaan dengan layanan KA Parahyangan, KA Argo Gede, dan KA Argo Parahyangan.

Jalur ini telah dioperasikan sejak 2 Mei 1906 oleh Staatsspoorwegen (SS), menjadi primadona sejak zaman kolonial karena menghubungkan Jakarta dan Bandung. Bahkan pada era ini, dijalankan layanan KA Vlugge Vier rute Jakarta-Bandung dengan waktu tempuh 2,45 jam.

Jalur Purwakarta-Padalarang dikenal sebagai jalur lintas pegunungan yang memiliki banyak jembatan panjang dan tinggi melintasi lembah. Selepas Stasiun Purwakarta, kereta api akan mulai menanjak dan menikung meliuk-liuk punggungan bukit. 

Dari kejauhan Anda akan disuguhkan pemandangan Waduk Jatiluhur. Selanjutnya kereta akan banyak melintasi persawahan hijau terasering. Anda juga akan melintasi Jembatan Cisomang, jembatan kereta api tertinggi yang masih aktif di Indonesia dengan ketinggian hampir 100 meter. 

Selanjutnya Anda juga akan melintasi Terowongan Sasaksaat yang merupakan terowongan kereta api terpanjang yang masih aktif di Indonesia dengan panjang mencapai 949 meter dan telah beroperasi sejak tahun 1903.

Selepas Terowongan Sasaksaat, jalur kereta api Purwakarta-Padalarang akan melintasi jembatan-jembatan tinggi dan panjang menyeberangi lembah seperti Jembatan Cirangrang, Jembatan Cikubang sepanjang 300 meter, Jembatan Cipada, Jembatan Cikurutug, dan sebagainya. 

Untuk menikmati jalur kereta api Purwakarta-Padalarang, Anda bisa menaiki KA Parahyangan relasi Gambir-Bandung PP, KA Ciremai relasi Bandung-Semarang Tawang PP, KA Harina relasi Bandung-Surabaya Pasar Turi PP, KA Papandayan relasi Gambir-Garut PP, dan KA Pangandaran relasi Gambir-Banjar PP.

3. Cicalengka-Banjar

Jalur kereta api Cicalengka-Banjar dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) pada rentang 1887-1894. Jalur ini merupakan jalur lintas pegunungan dan berada di bawah pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi II Bandung. 

Awalnya pembangunan jalur kereta api di wilayah ini dianggap mustahil, tetapi pada akhirnya dapat dilaksanakan. Dalam pembangunannya terdapat tantangan kondisi alam pegunungan, perbukitan, dan rawan longsor.

Penumpang akan disuguhkan pemandangan alam selepas Stasiun Cicalengka, di mana jalur menanjak terjal dan meliuk-liuk hingga Nagreg yang merupakan stasiun kereta api dengan elevasi tertinggi yang masih aktif di Indonesia yaitu 848 meter di atas permukaan laut. 

Selepas Nagreg, jalur kereta api mulai sedikit menurun tetapi masih meliuk-liuk melintasi perbukitan terjal lereng Gunung Mandalawangi dengan Stasiun Lebakjero menjadi salah satu stasiun berpemandangan terindah di Indonesia. 

Selanjutnya, jalur kereta api akan melintasi tebing terjal dengan pemandangan persawahan Garut di kejauhan. Selain itu, juga melintasi tikungan besar Kadungora berbentuk tapal kuda yang menjadi salah satu spot foto favorit para railfans Indonesia.

Jalur kereta api masih akan melintasi persawahan dan meliuk-liuk melintasi Stasiun Leles, Stasiun Cibatu, dan Stasiun Warungbandrek hingga Stasiun Bumiwaluya dengan sejumlah jembatan di jalur tersebut. 

Kemudian, kereta api akan menanjak terjal hingga Stasiun Cipeundeuy dengan ketinggian 772 mdpl yang merupakan stasiun sakti di mana seluruh kereta api yang melintasi jalur ini wajib berhenti untuk pemeriksaan rem. 

Selanjutnya jalur cenderung datar hingga Stasiun Banjar yang menjadi stasiun besar untuk pergantian masinis kereta api relasi Bandung-Surabaya maupun sebaliknya. Untuk menikmati jalur kereta api Cicalengka-Banjar, Anda dapat menggunakan sejumlah layanan di jalur ini.

Kereta yang melintas yakni KA Argo Wilis relasi Bandung-Surabaya Gubeng PP, KA Malabar relasi Bandung-Malang PP, KA Lodaya relasi Bandung-Solo Balapan PP, KA Pasundan relasi Kiaracondong-Surabaya Gubeng PP, KA Pangandaran relasi Gambir-Banjar PP, dan KA Serayu relasi Pasar Senen-Purwokerto PP.

4. Prupuk-Purwokerto-Kroya

Ini adalah salah satu jalur utama lintas selatan Jawa dan sering dilintasi oleh kereta api relasi Jakarta-Yogyakarta PP, Jakarta-Solo PP, bahkan Jakarta-Surabaya PP.

Jalur Prupuk-Purwokerto-Kroya mulai dioperasikan pada 1916-1917 oleh Staatsspoorwegen (SS). Lintasan antara Prupuk-Purwokerto didominasi pegunungan tepatnya Pegunungan Pembarisan dan kaki Gunung Slamet. 

Untuk jalur dari Purwokerto hingga Kroya merupakan lintas datar yang melintasi lembah Sungai Serayu. Jalur ini dioperasikan sebagai jalan pintas lintasan Jakarta-Yogyakarta-Surabaya agar tidak memutar melalui Bandung.

Selepas Stasiun Prupuk, jalur mulai menanjak dan meliuk-liuk melintasi bukit hingga Stasiun Linggapura dan Stasiun Bumiayu. Ada beberapa jembatan yang dilintasi seperti Jembatan Tonjong, Jembatan Kali Kalong, Jembatan Kali Glagah, dan Jembatan Kalibelang. 

Selepas Stasiun Bumiayu, kita akan disuguhkan pemandangan Jembatan Sakalibel yang merupakan jembatan terpanjang di lintas Prupuk-Purwokerto dengan panjang 298 meter melintasi Kali Keruh Bumiayu. 

Selepas Stasiun Purwokerto, jalur mulai menurun dan cenderung datar. Anda akan melewati Jembatan Sungai Logawa, Terowongan Notog, Jembatan Kereta Api Sungai Serayu Rawalo yang begitu panjang dan indah, serta Terowongan Kembar Kebasen. 

Untuk menyaksikan pemandangan indah di jalur ini, Anda dapat menggunakan sejumlah layanan kereta api seperti KA Argo Lawu-KA Argo Dwipangga relasi Gambir-Solo Balapan PP, KA Argo Semeru relasi Gambir-Surabaya Gubeng PP.

Lalu KA Taksaka relasi Gambir-Yogyakarta PP, KA Purwojaya relasi Gambir-Cilacap PP, KA Gaya Baru Malam Selatan relasi Pasar Senen-Surabaya Gubeng PP, dan KA Sawunggalih relasi Pasar Senen-Kutoarjo PP.

5. Pekalongan-Semarang

Jalur kereta api ini memiliki pemandangan yang cukup beragam mulai dari persawahan, perkebunan, pedesaan, perkotaan, hutan, hingga tepi laut utara Jawa yang menjadi bintang utama jalur ini.

Jalur Pekalongan-Semarang mulai dioperasikan pada rentang tahun 1897-1898 oleh Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) sebagai bagian dari pembangunan jalur Semarang hingga Cirebon. Awalnya jalur ini merupakan lintasan trem/kereta api ringan dan mulai ditingkatkan kualitasnya menjadi jalur kereta api berat mulai 1911.

Jalur antara Stasiun Batang-Stasiun Krengseng menjadi primadona karena melintasi tepian laut utara Jawa. Beberapa kali bahkan jalur KA terlihat begitu dekat dengan laut. Bahkan terdapat Stasiun Plabuan yang menjadi satu-satunya stasiun di tepi laut di yang masih aktif. 

Tak hanya itu, Anda juga bisa menyaksikan gemerlap PLTU Batang yang begitu megah dari dalam kereta api kala melintasi jalur ini. Untuk menikmati pemandangan di jalur kereta api Pekalongan-Semarang. 

Anda bisa menggunakan KA Argo Bromo Anggrek relasi Gambir-Surabaya Pasar Turi PP, KA Argo Sindoro-Argo Muria-Argo Merbabu relasi Gambir-Semarang Tawang PP, KA Gunungjati relasi Gambir-Semarang Tawang PP, KA Sembrani relasi Gambir-Surabaya Pasar Turi PP, KA Harina relasi Bandung-Surabaya Pasar Turi PP, dan KA Kaligung relasi Semarang Poncol-Tegal PP.

6. Blitar-Malang-Bangil

Jalur ini dikenal juga dengan sebutan jalur kantong dengan segmen utama Kertosono-Bangil karena bentuknya di peta yang menyerupai sebuah kantong. Jalur ini mulai dioperasikan pada rentang tahun 1878-1897. 

Jalur ini didominasi lintasan pegunungan terutama dari Wlingi hingga Bangil. Selepas Stasiun Blitar, kereta api mulai melintasi jalur dengan pemandangan eksotis seperti persawahan dan perbukitan. 

Kereta akan melintasi Jembatan Lahor yang merupakan jembatan kereta api terpanjang di jalur ini dengan panjang mencapai 100 meter. Jalur kereta api ini juga melintasi Terowongan Karangkates I sepanjang 741 meter. 

Lalu Terowongan Karangkates II sepanjang 440 meter antara Stasiun Pogajih dengan Stasiun Sumberpucung. Kita juga akan disuguhkan pemandangan Bendungan Ir Sutami yang kokoh dari kejauhan.

Menjelang memasuki wilayah Malang, Anda akan disuguhkan pemandangan gunung-gunung yang mengelilingi kawasan Malang Raya seperti Gunung Kawi, Gunung Semeru, Gunung Bromo, Gunung Welirang, dan Gunung Arjuno.

Untuk menikmati pemandangan alam di jalur kereta api Blitar-Malang-Bangil, Anda dapat menggunakan sejumlah layanan kereta api seperti KA Jayabaya relasi Pasar Senen-Malang PP, KA Gajayana relasi Gambir-Malang PP. 

Lalu KA Majapahit relasi Pasar Senen-Malang PP, KA Malabar relasi Bandung-Malang PP, KA Arjuno relasi Malang-Surabaya Gubeng PP, dan KA Penataran relasi Surabaya Kota-Blitar PP.

7. Jember-Ketapang

Sesuai namanya, jalur kereta api ini menghubungkan wilayah Jember dengan ujung timur Jawa yaitu Banyuwangi. Jalur kereta api Jember-Ketapang mulai dioperasikan pada rentang tahun 1897 hingga 1903 oleh Staatsspoorwegen (SS). 

Awalnya jalur ini berakhir di Stasiun Banyuwangi Lama, tetapi pada 1985 mulai dibuka jalur baru dari Stasiun Kabat menuju Stasiun Banyuwangi Baru yang berlokasi dekat Pelabuhan Ketapang. 

Akhirnya jalur menuju kota Banyuwangi dinonaktifkan dan seluruh pelayanan difokuskan ke Stasiun Banyuwangi Baru yang saat ini telah berubah nama menjadi Stasiun Ketapang. Jalur kereta api Jember-Ketapang didominasi oleh pegunungan dan dataran tinggi. 

Kereta akan memasuki lintasan pegunungan dengan menyusuri Terowongan Garahan sepanjang 113 meter. Selanjutnya, kereta api semakin menderu melintasi hutan dan perbukitan Gunung Gumitir dengan melalui beberapa jembatan tinggi dan panorama kebun kopi di kejauhan. 

Kereta api juga akan melintasi Terowongan Mrawan sepanjang 690 km yang merupakan terowongan kereta api terpanjang di jalur ini. Selepas Stasiun Kalibaru, jalur mulai menurun perlahan-lahan dan melintasi banyak kawasan persawahan dan perkebunan dengan Gunung Raung dan Gunung Ijen. 

Salah satu ciri khas dari jalur ini adalah terdapat banyak pohon kelapa yang nyiur melambai sehingga menambah eksotisme lintasan kereta api Jember-Ketapang. Jika ingin menyeberang ke Bali, maka dapat turun di Stasiun Ketapang dan berjalan kaki menuju Pelabuhan Ketapang. 

Untuk menikmati jalur kereta api Jember-Ketapang, maka Anda dapat menggunakan sejumlah layanan KA yaitu KA Blambangan Ekspress relasi Pasar Senen-Ketapang PP, KA Wijaya Kusuma relasi Cilacap-Ketapang PP, KA Logawa relasi Purwokerto-Ketapang PP, KA Mutiara Timur relasi Surabaya-Ketapang PP, dan KA Ijen Ekspres relasi Malang-Ketapang PP.


(Nadya Kurnia)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement