Adaptasi Musik Arab
Karena terinspirasi dari musik Arab, tiga album selanjutnya yang mereka buat pun juga menggunakan tema yang sama dan identik dengan bahasa Arab. Namun, semenjak usulan Kyai Ahmad Buchori yang mengatakan jika lagu tersebut alangkah baiknya dibawakan dalam bahasa Indonesia, sejak saat itu gaya lagu Nasida Ria diubah.
Melihat kepopuleran beberapa lagu baru dengan bahasa Indonesia, disinilah awal kisah perjalanan Nasida Ria yang mulai dikenal di tanah air. Lagu-lagu yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia adalah Pengantin baru, Jilbab Putih, Kota Santri, dan Perdamaian. Pada masanya, lagu-lagu tersebut banyak diputar di radio. Terlebih Grup kasidah Nasida Ria ini juga tak jarang muncul di tayangan televisi nasional.
Lagu Nasida Ria juga tidak melulu soal dakwah Islam. Ada juga lagu yang menyinggung isu-isu sosial seperti judi, perang dan bencana yang dibuat berdasarkan pedoman dari Al Quran.
Kerap Manggung di Luar Negeri
Bagi Anda yang belum tahu, ternyata bukan hal baru grup kasidah asal Indonesia ini tampil di luar negeri. Misalnya pada tahun 1988, Nasida Ria tampil di Malaysia untuk memperingati perayaan jatuhnya 1 Muharram, hal ini disaksikan langsung oleh Yang Dipertuan Agung Malaysia.
Selanjutnya Nasida Ria pernah tampil untuk acara Die Garten des Islam (Pameran budaya Islam) oleh Haus der Kulturen der Welt di Berlin, Jerman. Selanjutnya, pada Juli 1996 mereka kembali ke Jerman untuk tampil pada Festival Heimatklange dengan acara di Berlin, Mulheim, dan Dusseldorf.