3. Hanya diproduksi paus sperma
Christopher Kemp, penulis “Floating Gold: A Natural (and Unnatural) History of Ambergris” mengungkapkan, ambergris hanya diproduksi oleh paus sperma. Itu pun hanya 1 persen dari mereka yang menghasilkannya.
Berdasarkan beberapa kasus, ambergris ditemukan di Samudera Atlantik dan pantai Afrika Selatan, Brasil, Madagaskar, Hindia Timur, Maladewa, China, Jepang, India, Australia, Selandia Baru, dan Kepulauan Maluku.
4. Dipakai untuk pembuatan parfum
Keunggulan ambergris terletak pada aroma yang bisa bertahan lama. Para pembuat parfum merek kenamaan seperti Chanel membutuhkan ini untuk membuatnya aroma tahan lama. Namun peran itu kini sudah digantikan dengan produk sintetis karena ambergris semakin jarang didapat.
5. Kegunaan lain yang beragam
Selain untuk parfum, ambergris juga dibuat untuk obat serta makanan dan minuman. Raja Charles II dari Inggris biasa menyantapnya bersama telur. Ambergris juga digunakan sebagai penyedap dalam kopi turki serta campuran cokelat panas di Eropa pada abad ke-18.
Orang Mesir kuno membakar ambergris sebagai dupa, sedangkan di Mesir modern digunakan untuk mengharumkan rokok. Selama Abad Pertengahan, orang Eropa menggunakan ambergris sebagai obat untuk sakit kepala, pilek, epilepsi, dan penyakit lainnya.