IDXChannel – Return reksadana pasar uang diketahui memiliki risiko rendah penurunan nilai. Hal itu membuat reksadana pasar uang kerap menjadi pilihan yang menjanjikan bagi investor pemula. Pilihan ini juga menjadi salah satu pertimbangan bagi investor yang enggan menerima risiko besar dalam investasi pasar uang.
Dengan menawarkan imbal hasil lebih tinggi daripada menabung di bank, risiko lebih terukur hingga bersifat likuid atau bisa dicairkan kapanpun membuat reksadana juga menjadi pilihan primadona generasi milenial karena mampu menjawab kebutuhan dan keinginan mereka.
Mengutip laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (1/8/2021), reksadana pasar uang merupakan jenis reksadana yang instrumen investasinya ditujukan pada efek yang bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Selain itu, reksadana pasar uang juga miliki tujuan untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Ditambah reksadana pasar uang berisi 100% instrumen pasar uang seperti deposito, obligasi, serta Sertifikat Bank Indonesia atau SBI. Begitupun pengelolaan dana investasi diatur penuh oleh manajer investasi atau MI.
Namun di antara keuntungan yang ditawarkan, meski memiliki risiko rendah, bukan berarti nilai reksadana pasar uang tidak mungkin turun. Ada saat dimana harga atau nilai aktiva bersih reksadana per unit penyertaan (NAB/UP) turun.