sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sidang Doktor Bahlil di UI Dihadiri Pejabat, Ada Ma'ruf Amin hingga Ahmad Muzani

Ecotainment editor Binti Mufarida
16/10/2024 18:52 WIB
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menjalani sidang promosi doktor di Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI).
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menjalani sidang promosi doktor di Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI). (Foto: Dok. Setwapres)
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menjalani sidang promosi doktor di Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI). (Foto: Dok. Setwapres)

IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menjalani sidang promosi doktor di Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI). Sidang yang digelar secara terbuka tersebut dihadiri pejabat hingga mantan pejabat.

Sejumlah pejabat dan mantan pejabat yang hadir di antaranya Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin dan Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) Abdullah Azwar Anas, dan Ketua MPR RI, Ahmad Muzani.

Bahlil meraih gelar doktor setelah menyelesaikan studi pada Program Studi Doktor Kajian Stratejik Global SKSG) UI selama empat semester. Sebelum mendapatkan gelar doktor, Bahlil terlebih dahulu memaparkan disertasi yang berjudul “Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia”.

Dia menyampaikan paparan sekitar 15 menit yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh para penguji. Adapun panelis penguji terdiri dari lima orang yaitu Margaretha Hanita, A. Hanief Saha Ghafur, Didik Junaidi Rachbini, Arif Satria serta Kosuke Mizuno.

Sekretaris Program Studi Doktor Kajian Stratejik Global SKSG UI, Stanislaus Riyanta mengatakan, hasil penelitian yang dilakukan Bahlil dalam studi doktoral bidang Kajian Stratejik Global menunjukkan empat masalah utama dari dampak hilirisasi yang membutuhkan penyesuaian kebijakan.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement