Christina membagikan kisahnya di kanal YouTube Solusi TV. Dia mengaku awal mula mengajukan pinjaman online berawal dari mindset yang ‘menggampangkan’ utang, sehingga tanpa terasa lama-lama utangnya bertambah.
Utang yang awalnya untuk kebutuhan tersier, karena pengelolaan yang salah, akhirnya membuat Christina harus berutang untuk membayar angsuran utang. Gali lubang dan tutup lubang.
Christina sempat terjebak pada masa itu selama beberapa saat. Dia juga mulai diteror debt collector, bahkan namanya sudah tercemar karena aksi penagihan yang tidak manusiawi.
Christina akhirnya bertekad untuk menyudahi lilitan utangnya ini dengan terbuka dan jujur pada seorang mentor rohani di gerejanya. Dari situ, dia berusaha untuk terbuka juga ke keluarganya, terutama anak-anak dan suaminya.
Dia mendapatkan bimbingan dan arahan untuk melunasi utangnya selangkah demi selangkah. Mulai dari memperketat pengeluaran, menyusun skala prioritas pelunasan, dan negosiasi restrukturasi dengan pihak pinjol.