Hermanto mengaku kreatifitas sang ayahlah yang membuat toko cat keluarganya banjir pelanggan. “Cat impor itu kan cuma 12 warna. Nah, papa itu berani membuka semua untuk belajar mencampur cat dan menciptakan warna baru,” lanjutnya.
Sutikno bereksperimen dan riset untuk menciptakan peluang pasar sendiri, dan berkat kreatifitasnya dalam mencampur cat itu, Sutikno sanggup memenuhi permintaan cat secara eceran. Mulai dari 1 ons, 2 ons, sampai 1 kilo.
“Dijual eceran. Semua dilayani. Senang orang-orang, jaman itu kan kalau butuhnya dikit tapi belinya satu kilo lalu warnanya enggak sama kan harus dicat total. Papa bisa melayani semua warna yang ada. Itu yang membuat toko cat tumbuh sangat cepat,” jelasnya.
3. Tidak Menggunakan Modal dari Bank untuk Memulai Usaha
Salah satu pelajaran berharga yang dibagikan Hermanto adalah tidak meminjam modal dari bank untuk merintis usaha pada masa-masa awal bisnis dibuka dan berjalan. Sebab saat baru beroperasi, pengusaha tidak akan bisa menjamin pendapatan yang konsisten.
“Kalau mau start bisnis, jangan pakai uang bank. Kita punya perhitungan yang menguntungkan, tapi kenyataan kan belum tentu. Jadi kalau sudah sejak awal you sudah dibebani cicilan pokok dan bunga, kan berat?” jelas Hermanto.