Ia menyarankan agar pengusaha mengembangkan bisnisnya terlebih dahulu sampai terbukti mampu mencetak keuntungan yang terjamin, sampai usaha itu siap untuk dipercepat pengembangannya. Barulah pada tahap ini pengusaha dapat mencari suntikan dana dari pihak ketiga.
“Setelah bank masuk bisnis kan semakin besar. Butuh uang lagi dari bank ya silakan, dengan revenue yang cepat itu aman. Sebab modal dari keuntungan bisnis saja tidak cukup untuk membesarkan usaha,”
Kemudian seiring bisnis kian berkembang, keuntungan yang didapat akan semakin besar, sampai akhirnya perolehan keuntungan yang didapat bisa digunakan untuk mendanai perluasan dan pengembangan.
“Kalau sudah begitu, kan sudah mampu juga bayar cicilan. Lama-lama habis utangnya. Ini satu periode dan siklus yang sehat. Ini menjaga reputasi yang baik. Kami sangat jaga reputasi, waktu krisis apa pun kami enggak pernah sampai harus negosiasi dengan bank,”
4. Tidak Serakah
Hermanto mengaku pernah mengalami kegagalan pada 1988. Sebabnya, karena ia nekat investasi ke banyak bidang yang ia sendiri belum menguasai seluk-beluknya. Ia pernah investasi ke pabrik disket, ke perusahaan resin di Korea, impor mesin dari Jepang untuk membuat kayu-kayu model Jepang, dan impor mesin kulit dari China.