Dalam kesempatan ini, Bahlil mendorong mahasiswa untuk menjadi pengusaha yang sukses karena saat ini banyak sekali orang yang membutuhkan lapangan pekerjaan. Pemutusan hubungan kerja akibat pandemi COVID-19 dan lulusan perguruan tinggi yang bercita-cita menjadi karyawan atau Pegawai Negeri Sipil menyebabkan meningkatnya angka pengangguran.
“Mulai sekarang harus berpikir jadi entrepreneur, menjadi pengusaha yang mampu membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Saya yakin kalian bisa. Itu bukan hal yang mustahil. Tidak perlu takut. Ada yang mengatakan kalau mau jadi pengusaha, harus anak orang kaya, anak pejabat, atau anak yang tinggal di Jakarta. Namun, Bapak dan Ibu saya bukan orang Jakarta, bukan juga pejabat dan bukan dari keluarga yang kaya."terangnya
"Ketika SD, saya harus pikul kelapa dari gunung api untuk membiayai uang sekolah saya. Ketika saya melanjutkan sekolah ke Papua, saya berjualan kue dari rumah ke rumah, dari hasil yang Ibu saya buat. Saya juga pernah menjual koran, menjadi kondektur dan sopir angkot. Tapi saya tidak pernah malu,” tambah Bahlil.
Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan bahwa menjadi pengusaha bukan merupakan hal yang susah. Yang perlu dilakukan adalah fokus, kerja keras, dan membuat jaringan seluas-luasnya.
“Yang dibutuhkan untuk modal sekarang bukan uang tapi cara berpikir. Bangun ide dan gagasan, bangun jaringan, cari investor, klop. Seorang mahasiswa yang hebat itu bagaimana ia mampu mengajak orang lain untuk mengikuti pemikirannya. Itu baru top. Saya mempunyai harapan besar kepada adik-adik semua untuk bisa bangkit, berdiri tegak bersama seluruh generasi muda yang ada di bangsa ini. Kalian tidak boleh minder. Banda jauh sebelumnya telah melahirkan orang-orang hebat dan memproses menjadi pendiri bangsa.” tegas Bahlil.