sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bahlil Lahadalia, Dulu Sopir Angkot Kini Jadi Kepala BKPM

Inspirator editor Ferdi Rantung
06/04/2021 17:20 WIB
Bahlil Lahadalia, putra asal Banda, Maluku, dulu seorang kondektur dan sopir angkot kini ia sukses bahkan dipercaya Presiden Jokowi sebagai Kepala BKPM.
Bahlil Lahadalia, Dulu Sopir Angkot Kini Jadi Kepala BKPM (FOTO: MNC Media)
Bahlil Lahadalia, Dulu Sopir Angkot Kini Jadi Kepala BKPM (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Bahlil Lahadalia, putra asal Banda, Maluku, dulu seorang kondektur dan sopir angkot kini ia sukses bahkan dipercaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Kisah dan kunci sukses tersebut, dia utarakan kepada mahasiswa ketika menjadi pembicara dalam kuliah umum di STP-STKIP Hatta Sjahrir, Banda Naira, Maluku.

“44 tahun lalu, seorang bayi laki-laki lahir di Desa Gunung Api Utara, di kampung Batu Angus. Bayi tersebut menyelesaikan sekolah dasar di Banda, lanjut ikut orang tua di Papua. Bertransformasi dari hidup susah, pernah menjadi kondektur dan sopir angkot, lalu bisa menjadi Ketua Umum HIPMI, yang baru kali itu berasal dari Timur. Kini, 44 tahun kemudian, dipercaya oleh Bapak Presiden untuk mengemban amanah menjadi Kepala BKPM. Tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan,” jelas Bahlil dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/4/2021)

Bahlil menjelaskan bahwa kualitas mahasiswa diuji dalam 3 (tiga) hal yaitu profesionalisme, intelektualitas, dan ilmuwan. Profesionalisme diukur dari kemampuan spesifik yaitu dari ilmu yang ditekuni. Intelektualitas yaitu kemampuan untuk menguasai berbagai macam ilmu seperti politik, hukum, sosial, dan lainnya. Ilmuwan adalah bagaimana mempunyai tingkat kemampuan untuk mentransfer ilmunya kepada orang lain. 

“Profesionalisme, intelektualitas, dan ilmuwan itu dapat diraih jika mahasiswa betul-betul berpikir, bekerja, dan belajar. Jangan hanya  menjadi mahasiswa yang kutu buku saja, tapi harus aktif juga di organisasi. Ilmu negosiasi bisa didapatkan melalui organisasi, tidak diajarkan di kampus,” ucap Bahlil. 

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement