Sri Mulyani mengaku, saat periode tersebut, dirinya masih sebagai pengamat ekonomi dan dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
"Pak Bambang sering mengundang saya untuk diskusi mengenai situasi krisis ekonomi dan keuangan yang begitu kompleks dan pilihan-pilihan kebijakan yang rumit, namun harus tetap diambil yang sungguh tidak mudah, seperti keputusan bailout perbankan, pembentukan BPPN (IBRA), dan berbagai langkah untuk memadamkan krisis yang membakar dan menghancurkan ekonomi Indonesia," jelasnya.
"Melalui beliau saya belajar sangat banyak mengenai penanganan krisis, pilihan-pilihan kebijakan yang sulit," lanjut Sri Mulyani.
Meski relatif singkatan dalam menjabat sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani menilai, Bambang adalah sosok yang berjasa meletakkan pondasi reformasi ekonomi dan keuangan Indonesia.
"Seseorang yang memiliki integritas tinggi dan komitmen serta dedikasi dan ketekunan luar biasa untuk menangani persoalan bangsa yang sangat sulit, rumit dan menantang," tuturnya.