“Dari sini biasanya, dari satu aplikasi tidak bisa bayar, lalu yang teman-teman lakukan adalah menggunakan pinjaman dari aplikasi lain untuk menutup. Terus begitu sampai akhirnya menggulung,” tutur Oza.
Oza mengaku jeratan pinjaman online ini menjadi titik terendah hidupnya. Pikirannya terus terfokus ke utangnya, uangnya pun habis terkuras untuk melunasi utang. Bahkan ada masanya Oza paranoid melihat notifikasi handphonenya.
Saat dia terjerat utang pinjol, gajinya tidak cukup untuk menopang uang pelunasan. Oza juga meminjam uang ke teman-temannya demi melunasi utang pinjol, sehingga hubungan pertemanannya pun renggang.
“Saya cari tahu informasi sebanyak-banyaknya tentang pinjol. Sampai saya menemukan grup Facebook isinya orang-orang yang terjerat pinjaman online, dulu saya tidak banyak cerita soal utang, karena pinjol dulu dianggap tabu sekali,” katanya.
Oza akhirnya bergabung dengan komunitas tersebut, baik di Facebook maupun WhatsApp. Dia akhirnya bertemu secara tatap muka dua dua anggota komunitas yang bermukim di Yogyakarta.