Hasil penjualan miliaran rupiah ini tidak mengherankan, sebab komoditas ekspor diperdagangkan dalam mata uang asing. Namun eksportir membeli suplai komoditas dalam rupiah.
“Sampai akhirnya karena permintaan yang begitu banyak yang aku dapat dari satu buyer dari China itu dia bisa minta sekitar 1000 ton per hari, karena workshop aku belum mampu, jadi aku hanya ngambil sekitar 18 ton kali enam kontainer, kurang lebih segitu,” ujar Vinni dilansir dari kanal YouTube Sariagri.
Saat mulai menjalani bisnis ekspor remah ini, Vinni tidak hanya mengambil pasokan rempah dari petani, namun juga mengedukasi para petani hingga mereka mampu menjaga kualitas rempah agar layak diekspor. Ia juga belajar mencari supplier dan berkomunikasi dengan calon buyer.
Vinni mengajari cara manajemen keuangan, dan cara menyiapkan rempah hingga layak diekspor. Ia juga membentuk asosiasi petani untuk mempermudah petani mengumpulkan barang dan menjual hasil panennya.
"India, China, dan Korea Selatan itu pangsa besar buat pinang. Korsel impor pinang besar-besaran untuk kosmetik," sambungnya.