Ketika kompetisi antarsekolah diumumkan di sekolah, Lily memutuskan untuk berpartisipasi. Dia mengambil bagian dalam uji coba seleksi, dan teman-teman sekelasnya mengejeknya sekali lagi. Namun mereka kaget saat Lily berprestasi bagus dan juri memilihnya untuk mewakili sekolah. Komitmen dan kerja keras Lily membungkam setiap orang yang mengejeknya.
5. Kisah Kelima
Suatu ketika, seorang anak perempuan mengeluh kepada ayahnya bahwa hidupnya menyedihkan dan dia tidak tahu bagaimana dia bisa bertahan. Dia lelah berjuang dan berjuang sepanjang waktu. Tampaknya setelah satu masalah terselesaikan, masalah lain segera menyusul. Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Dia mengisi tiga panci dengan air dan menaruh masing-masing panci di atas api besar. Saat ketiga panci mulai mendidih, dia memasukkan kentang ke dalam satu panci, telur di panci kedua, dan biji kopi bubuk di panci ketiga. Dia kemudian membiarkannya duduk dan mendidih, tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada putrinya.
Putrinya mengerang dan tidak sabar menunggu, bertanya-tanya apa yang sedang dilakukannya. Setelah dua puluh menit dia mematikan kompor. Dia mengeluarkan kentang dari panci dan menaruhnya di mangkuk. Dia mengeluarkan telurnya dan menaruhnya di mangkuk. Dia kemudian menyendok kopi dan menaruhnya di cangkir.
Beralih ke arahnya, dia bertanya. “Putri, apa yang kamu lihat?” “Kentang, telur, dan kopi,” jawabnya buru-buru. “Lihat lebih dekat”, katanya, “dan sentuh kentangnya.” Dia melakukannya dan memperhatikan bahwa itu lembut. Dia kemudian memintanya untuk mengambil sebutir telur dan memecahkannya. Setelah melepas cangkangnya, dia mengamati telur rebus itu.
Akhirnya, dia memintanya untuk menyesap kopinya. Aromanya yang kaya membuat dia tersenyum. “Ayah, apa maksudnya ini?” dia bertanya. Ia lalu menjelaskan bahwa kentang, telur, dan biji kopi masing-masing menghadapi kesulitan yang sama, yakni air mendidih. Namun, reaksi masing-masing orang berbeda-beda.