Kesempatan pun mulai terbuka setelah dia salat asar. Ada brosur soal pelatihan pembuatan sabun herbal untuk jamaah masjid tanpa dipungut biaya alias gratis.
Setelah mengikuti pelatihan sekitar seminggu, dia menggunakan sabun yang dibuatnya, lalu menjualnya. Awalnya, dia menjual dalam bentuk batangan, namun akhirnya mencoba untuk membuat dalam bentuk cair. Dia melakukan uji coba selama 11 bulan dan hasilnya sabun bentuk gel dalam botol.
Sabun buatannya merupakan penemuan pertama, sehingga dia memegang hak paten sabun natural berbentuk gel atau pasta. Sabun itu awalnya tidak ada yang membeli, namun 1 bulan kemudian berhasil terjual 50 botol.
Dalam 3-4 tahun perjalanan bisnis sabun herbalnya, kondisi Hendra dan keluarga masih pas-pasan. Bahkan, dia sangat irit dalam mengeluarkan uang untuk makan. Dia hanya membeli nasi 'kucing' Rp6.000 setiap hari untuk sarapan sekaligus makan siang.
Seiring waktu, kesempatan lebih baik mulai terbuka kembali. Dia mendapat informasi tentang lomba produk inovasi. Dia mengikuti lomba yang digelar di tingkat regional dan keluar sebagai pemenang pertama. Kemudian dia diutus mewakili Provinsi Jawa Tengah dalam lomba serupa dan kembali menjadi juara I.