Dari uang sebesar Rp50 juta yang didapat sebagai pemenang dan pinjaman tempat produksi standar BPOM di Technocamp, dia menggunakannya untuk mengurus izin produk dan renovasi tempat. Namun karena uangnya habis, dia banting setir, yang awalnya niat membuat merek sendiri jadi membuat perusahaan manufaktur dengan menjual jasa tempat memproduksi skincare.
Dari usaha ini dia mendapat order puluhan ribu botol. Jerih payahnya mulai menunjukkan hasil, di mana dia berhasil melunasi utang-utangnya. Namun tak lama Covid-19 melanda Indonesia. Usahanya sempat berhenti dan terpaksa merumahkan karyawan.
Namun September 2020, pesanan kembali datang. Handra kembali mempekerjakan karyawannya sekaligus membayar gaji mereka yang tertunda selama beberapa bulan. Sekarang bisnisny kembali lancar. Produk facial wash herbalnya di bawah payung Salina Herbal pun sudah dikenal.
"Alhamdulilah dari gelandangan yang enggak bisa beli makan, kemudian bisa bayar utang Rp2,2 miliar. Enggak kebayang tapi dengan terus menjalani proses sampai ke titik ini sekarang punya pabrik skincare. Dari bawa baju 1 tas, sampai punya mesin, peralatan ratusan juta, aset ratusan juta. Ini di luar dugaan," tutur Hendra.
(SANDY)