Meskipun memiliki pengalaman yang buruk kala itu, tidak menyusutkan Semangat Sanawi. Ia kembali pergi ke Jakarta sendirian, di sana ia mencoba banyak pekerjaan. Ia juga terkadang tidur di sembarang tempat.
Pada 2006, Sanawi dan teman proyeknya bekerja di Samarinda, tapi setelah bekerja selama setahun tidak merubah apa-apa pada dirinya. Sampai akhirnya ia berpikir untuk mencari penghasilan tambahan.
Sanawi bertemu dengan temannya yang berjualan es krim, kemudian ia menawarkan dirinya untuk ikut berjualan es krim. Sanawi mengumpulkan modal dengan pinjam temannya sebesar Rp60 ribu.
Dengan sepedanya itu ia berkeliling dari satu rumah ke rumah yang lain menyajikan es krim dari salah satu merek ternama dengan harga Rp1.000/cup. Namun ada saya orang tua yang mengusir dirinya karena tidak mau anaknya makan es krim.
Dalam sehari Sanawi berhasil mengantongi keuntungan sebesar Rp150 ribu, kenyataannya ini membuat dirinya sadar kalau berjualan es krim hasilnya bisa sangat menjanjikan.