IDXChannel—Sanawi pria asal Blora, Jawa Tengah, sukses menjadi pengusaha es krim meskipun ia hanya lulusan kelas 1 SD. Keterbatasan pendidikan tidak membuat Sanawi putus asa, justru dari semangatnya ia mampu mendirikan sebuah usaha yang omzetnya mencapai miliaran.
Dilansir dari akun Youtube Si Kutu Buku (24/01), ayah Sanawi merupakan pengembala sapi, dan karena keterbatasan ekonomi Sanawi tidak dapat melanjutkan pendidikan. Bahkan ia tidak bisa baca dan tulis.
Sejak kecil hingga remaja Sanawi mengikuti jejak orangtuanya, yaitu mengembala sapi. Bahkan warga sekitar menganggap kalau Sanawi tidak memiliki masa depan yang cerah.
Namun hal ini tidak membuatnya berkecil hati. Saat usianya 16 tahun Sanawi diperintahkan untuk merantau ke Jakarta dengan modal uang Rp7.500, ia pergi bersama tetangganya.
Kisah Sukses Pria Ini Berani Budidaya Katak Lembu, Sekali Panen Dapat Belasan Juta Rupiah
Sayangnya sesampainya Sanawi di terminal, ia harus kembali pulang. Sebab tetangganya tadi meninggalkan dirinya. Sanawi pulang dengan keadaan menangis sambil berpikir, tetangganya meninggalkan dirinya sebab dirinya miskin dan jelek.
Meskipun memiliki pengalaman yang buruk kala itu, tidak menyusutkan Semangat Sanawi. Ia kembali pergi ke Jakarta sendirian, di sana ia mencoba banyak pekerjaan. Ia juga terkadang tidur di sembarang tempat.
Pada 2006, Sanawi dan teman proyeknya bekerja di Samarinda, tapi setelah bekerja selama setahun tidak merubah apa-apa pada dirinya. Sampai akhirnya ia berpikir untuk mencari penghasilan tambahan.
Sanawi bertemu dengan temannya yang berjualan es krim, kemudian ia menawarkan dirinya untuk ikut berjualan es krim. Sanawi mengumpulkan modal dengan pinjam temannya sebesar Rp60 ribu.
Dengan sepedanya itu ia berkeliling dari satu rumah ke rumah yang lain menyajikan es krim dari salah satu merek ternama dengan harga Rp1.000/cup. Namun ada saya orang tua yang mengusir dirinya karena tidak mau anaknya makan es krim.
Dalam sehari Sanawi berhasil mengantongi keuntungan sebesar Rp150 ribu, kenyataannya ini membuat dirinya sadar kalau berjualan es krim hasilnya bisa sangat menjanjikan.
Hal tersebut membuatnya semangat, ia juga menghemat pengeluarannya. Bahkan ia punya prinsip ‘Tidak akan makan sebelum laku’. Hingga akhirnya ia berhasil membeli motor dan mobil untuk menunjang usahanya.
Tapi tidak sampai disitu, ia juga belajar tentang bisnis. karena menurut Sanawi kalau mau kaya maka ia harus bergaul dengan orang kaya. Maka dari itu ia banyak mendekatkan diri dengan para pedagang es krim yang sukses.
Sanawi mulai memperluas jaringannya, ia juga membujuk teman sesama kuli bangunan untuk beralih profesi dan menjanjikan kalau berjualan es krim itu sangat menguntungkan. Ia bukan lagi penjual es krim melainkan beralih menjadi distributor es krim untuk temannya.
Tentu saja dengan melakukan hal tersebut ia membutuhkan modal yang sangat besar. Sanawi sudah berkali-kali mengajukan pinjaman ke bank, namun terus saja ditolak. Hingga akhirnya ia berhasil meminjam uang tersebut.
Bisnis Sanawi ini berkembang dengan sangat pesat, ia sudah memiliki 400 mitra pada 2010. Hingga kini bisa mencapai 700 mitra yang dilayani dari 27 sub distributor es krim yang mulai tersebut di berbagai tempat.
Produk es krim tersebut memiliki nama Vanesa, awalnya ia mau memberi nama Vania namun sayangnya nama tersebut sudah dipatenkan. Nama Vanesa sendiri ia ambil dari anak perempuannya bernama Vane dan Sa dari Sanawi.
Selain sebagai distributor es krim, Sanawi juga punya pabrik cone es krim di Kudus, Jawa Tengah. Lalu dalam sehari pebrik itu bisa memproduksi sebanyak Rp40 ribu Cone.
Untuk mencapai kesuksesan memang tidak mudah untuk Sanawi, dirinya yang miskin membuat banyak orang yang memandang dirinya sebelah mata.
Menurut Sanawi kunci sukses itu adalah kerja keras, kegigihan dan semangat. Ia tidak pernah menyangka dirinya bisa sukses menjadi pengusaha dengan omzet milyaran setiap bulan. (NKK)
Penulis: Mila Pertiwi