Dari kecintaannya terhadap teknologi itu, ia kemudian melanjutkan studi di Carnegie Mellon University dalam bidang ilmu komputer, namun memutuskan untuk keluar setelah menerima Thiel Fellowship, sebuah program yang memberikan dana USD100.000 kepada pemuda berpotensi tinggi untuk mengejar proyek kewirausahaan mereka.
Pada 2016, Lucy dan rekannya Alexandr Wang mendirikan Scale AI, sebuah perusahaan rintisan yang menyediakan layanan pelabelan data untuk pengembangan kecerdasan buatan. Meskipun Lucy meninggalkan perusahaan pada 2018 karena perbedaan pendapat, namun ia masih mempertahankan hampir 5 persen saham di perusahaan tersebut. Dengan valuasi Scale AI yang mencapai USD25 miliar pada 2025, nilai saham Lucy pun diperkirakan sekitar USD1,2 miliar.
Setelah meninggalkan Scale AI, Lucy mendirikan Passes pada 2022. Passes merupakan sebuah platform langganan untuk kreator konten yang bertujuan membantu mereka memonetisasi karya mereka secara berkelanjutan. Passes telah berhasil mengumpulkan dana mencapai USD50 juta dari investor dalam kurun waktu antara 2022 hingga 2024. Adapun berdasarkan data real time Forbes per hari ini, Senin (28/4), Lucy Guo tercatat memiliki kekayaan mencapai USD1,3 miliar.
Lucy saat ini tinggal di Los Angeles dan dikenal sebagai sosok yang mendukung kreator serta perusahaan yang berfokus pada pemangku kepentingan jangka panjang. Ia juga aktif dalam mendukung perempuan di bidang teknologi dan mendorong pengusaha muda, khususnya perempuan, untuk mengambil inisiatif dan membangun komunitas yang mendukung.
Itulah ulasan mengenai profil Lucy Guo yang saat ini dinobatkan sebagai miliarder termuda dunia.