Saat remaja, anak-anak dono sudah menjadi yatim piatu dan dirawat oleh sang nenek, serta mendapat dukungan dari paman dan bibi. Ibunya Titi Kusumawardhani atau yang lebih dikenal dengan Didiet meninggal pada 14 Agustus 1999 akibat kanker payudara, lalu dua tahun setelahnya, Dono meninggal tepatnya pada 30 September 2001 di usia 50 tahun akibat kanker paru-paru yang dideritanya.
Julukan kutu buku pun melekat pada sosok Damar. Bercita-cita menjadi peneliti, ia diterima di Universitas Gadjah Mada S1 di bidang Teknik Nuklir dan mampu diselesaikannya pada tahun 2009.
Pada 2010 ia berkesempatan menempuh S2 di Federal Institute of Technology (ETHZ) dan di Lausanne (EPFL) Swiss. Damar melanjutkan studi doktoralnya dan mendapatkan gelar doktor di bidang teknik nuklir pada tahun 2018 silam.