Dia pun mengaku sempat kehilangan semangat akibat masalah yang menimpanya tersebut. Bukan tanpa alasan, uang Rp10 juta bukanlah jumlah yang sedikit bagi Rahmat yang masih merintis usaha toko kelontongnya saat itu. Meski begitu, dia mengaku tak ingin berlarut-larut.
Alih-alih terus bersedih, Rahmat justru semakin gencar mengedukasi para nasabah agar tak lagi mengalami kejadian serupa. Menurutnya, modus penipuan tersebut bukan hanya sekali terjadi, justru sampai berkali-kali hingga tak jarang Rahmat sendiri yang berbicara dengan sang penipu di ujung telepon milik nasabahnya tersebut.
"Saya edukasi orangnya, saya datangi ke rumahnya, tapi ya gimana, namanya musibah nggak ada yang tahu, mau bagaimana lagi saya harus ikhlas. Makanya kalau sekarang, setiap ada nasabah yang lagi pegang telepon disuruh transfer, saya langsung ambil teleponnya, saya bilang ‘kalau menipu jangan begini caranya, kasihan’. Saya nggak mau ada korban lagi," kata dia.
Ketulusan hati Rahmat nyatanya berhasil mengantarkan pria berusia 26 tahun ini kepada berbagai pencapaian yang diraihnya. Tak hanya berhasil meningkatkan perekonomian keluarga, Rahmat juga berhasil mengantarkan sang ayah untuk pergi umrah bersama ke Tanah Suci, Mekah. Biayanya, didapatkan Rahmat dari hasil kerja keras menjadi Agen BRILink.
Sembari memandang celengan berbentuk ka’bah yang dia pakai untuk mengumpulkan biaya umrah.