IDXChannel - Founder dan CEO Halodoc Jonathan Sudharta mulai menggarap aplikasi kesehatan tersebut sejak 2016. Ide awal yang mencetus lahirnya platform healttech itu karena menurutnya akses kesehatan masyarakat Indonesia masih terbatas dan prosesnya memakan waktu lama.
"Kesehatan merupakan kebutuhan semua orang, namun tak semua orang memiliki akses kesehatan yang sama. Di Indonesia perbandingannya adalah 3 dokter per 10.000 populasi. Jauh dari rata-rata jumlah dokter di dunia yaitu 14 dokter per 10.000 populasi," jelas Jonathan seperti yang dikutip dari Youtube di Mata Najwa, Narasi TV.
Proses untuk melahirkan healtteach Halodoc pun tidak instan. Sebelum menjadi founder dan CEO Halodoc, Jonathan meniti awal karirnya di tahun 2003 sebagai medical representative (Medrep) yang memperkenalkan sejumlah produk obat kepada dokter-dokter. Profesi tersebut membuatnya memiliki setidaknya ribuan kontak dokter.
Ia pun justru menjadi perantara bagi pasien yang suntuk mengantre dan hendak bertanya pada dokter perihal penggunaan obat.
Dengan kiprahnya di bidang medis ditambah dengan sejumlah amatannya terhadap akses kesehatan, Jonathan kemudian melihat peluang baginya untuk menciptakan suatu solusi atas layanan kesehatan bagi banyak orang.
Sebelum resmi beroperasi, Jonathan sempat memperkenalkan aplikasi rintisannya kepada Kementerian Kesehatan di tahun 2015 serta mendapat respon yang positif.
Kini Halodoc pun sukses menghubungkan jutaan masyarakat di berbagai daerah untuk berkonsultasi dengan dokter, spesialis, cek lab, beli obat dengan sistem lebih online yang lebih efisien waktu. Terlebih dalam situasi pandemi Covid-19 yang semakin membatasi akses masyarakat terhadap layanan kesehatan.
Setelah resmi didirikan, Halodoc pun menjalin kerja sama dengan sejumlah investor besar seperti Clermont Group, Gojek, Blibli, Astra, dan NSI Ventures serta memperoleh pendanaan sebesar Rp170 miliar yang dipakai untuk meningkatkan kualitas aplikasi menjadi lebih maksimal. Seiring berjalannya waktu Halodoc pun dilirik berbagai investor seperti Astra, Tamasek, dan juga Telkomsel yang menanamkan modalnya di aplikasi berbasis kesehatan tersebut.
Hingga kini Halodoc memberikan berbagai macam layanan yaitu digital out patience yaitu memberikan layanan kepada pasien secara online dan dapat dilakukan di rumah, juga fasilitas rujukan bagi pasien yang membutuhkan layanyan langsung oleh dokter. Sebanyak 20.000 dokter umum dan spesialis kini telah terhubung dengan aplikasi Halodoc dan siap memberikan layanan konsultasi.
Selain itu, Halodoc juga memberi kemudahan akses untuk cek lab dan membeli obat di apotek.
Dikutip dari rilis Halodoc pada 2021, tercatat, dengan total pengguna aktif bulanan mencapai 20 juta. Halodoc juga mampu menjangkau hampir seluruh wilayah di Indonesia, termasuk daerah terluar seperti Aceh, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.