Kisah Henri Suhardja Titipku, Sempa Ditolak Pedagang Pasar
Pasar pertama yang dipenetrasi pertama kali adalah Pasar Kopro di Tomang Barat, Jakarta. Saat itu masih pandemi, sehingga pasar sepi. Dia mencoba membagikan brosur ke pedagang pasar sekaligus penduduk di sekitar pasar.
Dia juga mencari sendiri orang-orang yang mau mendapatkan income tambahan dengan menjadi jatipers. Tentu saja awalnya Henri menghadapi penolakan dari pedagang pasar yang notabene sejak dulu berdagang secara manual tanpa sentuhan digital.
“Waktu ke pasar pertama, saya tawari pedagang untuk gabung, yang mau cuma lima orang dari 200 pedagang. Penolakannya lengkap, saya ditanya ‘kamu mau apa’, ‘kamu cuma mau nanya harga, ya?’, ‘kamu enggak belanja di saya’,” kenangnya.
Namun Henri gigih berupaya menunjukkan niat Titipku. Setiap pagi dia mendatangi pasar untuk berbelanja sembari membagikan brosur. Henri sendiri adalah jatipers pertama yang menerima titipan belanja dari konsumen.
Lambat laun, para pedagang pasar melihat upayanya. Hal unik yang diamatinya setelah terjun ke pasar adalah, para pedagang pasar memiliki hubungan kekerabatan satu sama lain. Baik di dalam satu pasar maupun di pasar-pasar terdekat lainnya.