Dari sini Henri meyakini, jika dia sukses membantu satu pasar, maka akan lebih mudah untuk masuk ke pasar lainnya. Gaung Titipku sendiri baru mulai terasa saat Henri berhasil masuk ke 50 pasar.
“Pedagang justru meminta agar Titipku hadir di pasar mereka. Sekitar 60-70 persen pengguna itu didapat dari promosi mulut ke mulut. Ibu-ibu ini tidak kami kasih insentif, tapi dengan sendiri menceritakan pengalaman belanja lewat Titipku,” kata Henri.
Demikian juga dengan para pedagang, mereka sendiri yang pada akhirnya menawarkan pelanggannya untuk belanja lewat Titipku agar lebih mudah.
Penetrasi pasar pertama membutuhkan waktu enam bulan, sementara pasar ke-10 Titipku memerlukan waktu sekitar satu tahun untuk penetrasi total. Namun setelahnya, Titipku dengan mudah masuk ke pasar-pasar lain.
“Saya paling senang kalau dengar cerita pedagang sukses. Ada pedagang di Pasar Modern BSD, setelah kita support dengan Titipku, ternyata omzetnya naik tujuh kali lipat. Dari yang tidak punya cabang, jadi bisa punya cabang,” ungkapnya.