Menurut Andika, menjadi seorang investor saham membutuhkan pola pikir yang benar, sekaligus mental yang kuat. Bagi Andika, hal yang terberat adalah menguatkan mental. Sebab, investasi—dalam bentuk apa pun—memiliki risiko tersendiri.
“Tidak semua orang menghadapi kerugian. Misalnya investasi Rp100 juta, lalu minus 2%. Apalagi kalau investasinya sudah Rp10 miliar, rugi 2-5% itu sangat mungkin. Lima persennya Rp10 miliar itu sudah Rp500 juta, itu rugi dalam satu hari. Tidak semua orang punya mental kuat untuk menghadapi itu,” kata Andika.
Ia mengaku sering bertemu dengan orang yang sangat paham analisa fundamental dan tekninal saham, mereka juga mengerti cara membaca laporan keuangan perusahaan. Namun mereka tak berani berinvestasi saham.
“Nah, ini tidak bisa dipelajari dengan teori. Ini harus langsung terjun ke pasar, sehingga pemahaman tentang pasar saham itu muncul,” kata Andika.
Saat ini, Andika telah mendirikan perusahaan equity crowd funding yang mengakomodasi investor dan pelaku usaha kelas menengah dan kecil untuk bertransaksi modal.
Demikianlah kisah inspiratif tentang Andika Putra Sutoro. Investor yang telah memulai investasi sejak usia remaja. (NKK)