Dari situ, diversifikasi usaha keluarga Lim makin berkembang, ke sektor perkebunan sawit pada 1998, pertambangan bauksit pada 2003, dan pertambangan nikel 2004. Pada 2013, Harita Group menjadi pemain di industri alumina.
Harita Group membangun smelter nikel senilai USD380 juta di Maluku Utara, pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 220.000 ton feronikel dalam setahun.
Itulah kisah inspiratif Lim Hariyanto Wijaya Sarwono yang mengembangkan usaha keluarganya hingga menjadi konglomerasi di Indonesia. (NKK)