sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kisah Inspiratif Lim Hariyanto, Kembangkan Bisnis Keluarga Hingga Jadi Konglomerat

Inspirator editor Kurnia Nadya
25/10/2023 17:01 WIB
Lim Hariyanto mengembangkan bisnis yang dimulai ayahnya hingga ke sektor pertambangan sumber daya alam.
Kisah Inspiratif Lim Hariyanto, Kembangkan Bisnis Keluarga Hingga Jadi Konglomerat. (Foto: MNC Media)
Kisah Inspiratif Lim Hariyanto, Kembangkan Bisnis Keluarga Hingga Jadi Konglomerat. (Foto: MNC Media)

IDXChannel—Artikel ini akan membahas kisah inspiratif tentang Lim Hariyanto. Ia adalah konglomerat yang masuk dalam deretan orang-orang terkaya di Indonesia versi Forbes, ia bahkan adalah orang kaya tertua di Indonesia saat ini. 

Berdasarkan catatan Forbes, harta kekayaan Lim Hariyanto sekarang sudah mencapai USD4,1 miliar, nilai ini setara dengan Rp63,50 triliun (Rp15.875/dolar). Ia adalah pendiri Harita Grup, konglomerasi swasta yang bergerak di sektor industri sumber daya alam. 

Di bawah bendera Harita Group, Lim dan keluarga mengelola perusahaan pertambangan nikel (NCKL), smelter feronickel, penyulingan alumina, perkebunan sawit (Bumitama Agri), perkapalan, perkayuan (PT Tirta Mahakam Resources/TIRT), batu bara, dan properti. 

Harita Group adalah perusahaan pertama yang membangun pabrik penyulingan alumina. Lim dan keluarganya juga merupakan pemilik dari PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), perusahaan tambang bijih nikel yang baru saja IPO pada April 2023. 

Harita Group juga memiliki saham di PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA). Putranya, Lim Gunawan Hariyanto, menjabat sebagai CEO di Bumitama Agri. Sementara putrinya, Christina, merupakan presiden komisioner Harita Kencana Sekuritas. 

Bagaimana mulanya Lim Hariyanto menjadi salah satu konglomerat terkaya di Indonesia? 

Kisah Inspiratif Lim Hariyanto Sarwono

Awal mula konglomerasi Harita Group tak lepas dari generasi pertama keluarga Lim. Dimulai dari sang ayah, Lim Tju King, imigran dari China yang membuka toko kelontong sederhana di Long Iram, pinggiran sungai Mahakam di Kalimantan Timur, pada 1915. 

Namun, ketika usaha keluarga diwariskan pada Lim Hariyanto, barulah bisnis berkembang ke sektor lain. Lim yang saat itu mulai mengambil alih usaha ayahnya, melebarkan sayap bisnisnya ke sektor perdagangan kayu. 

Tak lama kemudian usaha itu makin berkembang, Lim kini memiliki konsesi industri kayu dan pabrik plywood pada 1983. Pada 1980, Lim secara agresif mengekspansi bisnis keluarganya lewat beragam kemitraan joint venture. 

Perusahaannya mulai masuk ke industri pertambangan emas pada 1988 lewat kerja sama dengan Rio Tinto Group (Kelian Equatorial Mining/KEM), dan di tahun yang sama ia juga masuk ke pertambangan batu bara. 

Dari situ, diversifikasi usaha keluarga Lim makin berkembang, ke sektor perkebunan sawit pada 1998, pertambangan bauksit pada 2003, dan pertambangan nikel 2004. Pada 2013, Harita Group menjadi pemain di industri alumina. 

Harita Group membangun smelter nikel senilai USD380 juta di Maluku Utara, pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 220.000 ton feronikel dalam setahun. 

Itulah kisah inspiratif Lim Hariyanto Wijaya Sarwono yang mengembangkan usaha keluarganya hingga menjadi konglomerasi di Indonesia. (NKK)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement