Hal yang menarik dari perusahaan rintisan ini, adalah segmen penggunanya yang mayoritas adalah pekerja blue collar, atau pekerja tamatan SMA, STM, atau SMK. Chandra menyadari bahwa rata-rata job portal dominan mengakomodasi lowongan kerja untuk lulusan S1.
“Kami memilih yang blue collar, jumlahnya lebih banyak. Angka pengangguran kita banyak dari lulusan SMA dan SMK. Jobseeker apps itu seperti orang main TikTok, tapi dia menyusun profile CV-nya, segmen ini menjadi landasan kami,” tuturnya.
Karena target pasar ini, aplikasi Jobseeker telah digunakan 2,6 juta pengguna dalam waktu hitungan 20 bulan saja. Dari segi tampilan user interface, Jobseeker app memang tak ubahnya aplikasi media sosial untuk mencari kerja.
Berdasarkan pantauan IDXChannel, para pengguna aplikasi dapat menggungah CV dalam bentuk video. Fitur ini memang sengaja dibuat agar pekerja dapat menunjukkan keahliannya secara langsung kepada perusahaan.
Dari beragam lowongan kerja yang muncul di aplikasi tersebut, mayoritas adalah pekerjaan untuk tamatan SMA dan setara SMA. Informasi lowongan muncul lengkap dengan lokasi dan gaji bulanannya.