IDXChannel—Website dan aplikasi pencarian kerja, atau job portal, adalah perangkat lunak yang sangat berarti bagi masyarakat produktif, menjadi andalan terutama bagi mereka yang baru memulai jenjang kariernya.
Dulu, perusahaan memasang iklan untuk mengumumkan lowongan pekerjaan. Kini, perusahaan memanfaatkan website-nya sendiri untuk mengunggah lowongan pekerjaan yang tersedia. Namun banyak pula yang menggunakan jasa pihak ketiga.
Pada ranah inilah perusahaan pencarian kerja berbasis teknologi berperan. Beberapa situs atau aplikasi seperti Jobstreet, Indeed, dan LinkedIn adalah acuan utama para pencari kerja dan perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing.
Seiring kemajuan teknologi, proses seleksi karyawan kian mudah dirampungkan. Job portal selaku pihak ketiga, menyediakan sistem yang mampu menyortir ratusan, bahkan ribuan, lamaran pekerjaan yang masuk.
Dalam hal ini, startup Jobseeker Company yang dibangun oleh Chandra Ming bersama Helmy Yahya, mengakselerasi pemanfaatan teknologi untuk mempermudah perusahaan untuk mencari kandidat terbaik, sekaligus mempermudah kandidat mencari banyak peluang kerja.
Jobseeker Company memang baru didirikan pada 2022, namun dengan prospek bonus demografi di masa mendatang, Chandra yakin usaha rintisannya bakal mampu memenuhi kebutuhan banyak orang.
“Kami membangun produk sesuai kebutuhan klien. Misal korporat yang harus rekrut ribuan orang dalam sebulan, kami sediakan software yang mampu mengubah perekrutan manual ke digital, dengan machine learning yang membangun talent pool-nya sendiri,” kata Chandra.
Selain itu, Jobseeker Company juga menyediakan layanan headhunter berbasis digital dengan biaya yang lebih murah, berkat bantuan AI. Sementara bagi pencari kerja, Jobseeker Company menyediakan aplikasi job portal tersendiri.
“Sekarang company sudah tidak pasang iklan di koran memang. Tapi mereka masih pakai email untuk terima lamaran, lalu dibaca satu-satu. Kalau pakai ekosistem kami, algoritma kami dapat membaca CV dengan cepat untuk menemukan kandidat terbaik,” kata Chandra.
Baru setahun berdiri, saat ini sudah ada puluhan klien yang menggunakan layanan Jobseeker Company. Dikutip dari laman resminya, beberapa kliennya antara lain Alfamart, RS Mitra Keluarga, Zyrex, Alfamidi, Shangri-La Hotels & Resorts, Superindo, FOOM, dan sebagainya.
Hal yang menarik dari perusahaan rintisan ini, adalah segmen penggunanya yang mayoritas adalah pekerja blue collar, atau pekerja tamatan SMA, STM, atau SMK. Chandra menyadari bahwa rata-rata job portal dominan mengakomodasi lowongan kerja untuk lulusan S1.
“Kami memilih yang blue collar, jumlahnya lebih banyak. Angka pengangguran kita banyak dari lulusan SMA dan SMK. Jobseeker apps itu seperti orang main TikTok, tapi dia menyusun profile CV-nya, segmen ini menjadi landasan kami,” tuturnya.
Karena target pasar ini, aplikasi Jobseeker telah digunakan 2,6 juta pengguna dalam waktu hitungan 20 bulan saja. Dari segi tampilan user interface, Jobseeker app memang tak ubahnya aplikasi media sosial untuk mencari kerja.
Berdasarkan pantauan IDXChannel, para pengguna aplikasi dapat menggungah CV dalam bentuk video. Fitur ini memang sengaja dibuat agar pekerja dapat menunjukkan keahliannya secara langsung kepada perusahaan.
Dari beragam lowongan kerja yang muncul di aplikasi tersebut, mayoritas adalah pekerjaan untuk tamatan SMA dan setara SMA. Informasi lowongan muncul lengkap dengan lokasi dan gaji bulanannya.
Salah satu klien yang menggunakan jasa Jobseeker Company adalah RS Mitra Keluarga. Sebelumnya, kata Chandra, rumah sakit ini kerap mengeluhkan kesulitan mendapatkan perawat.
“Namun setelah pakai ekosistem kami, mindset mereka berubah. Ternyata perawat berkualitas itu banyak, tapi selama ini karena proses seleksinya manual, jadi lama dan kelihatannya sedikit,” kata dia. (NKK)