Nadine menjelaskan ide jualan cemilan tersebut berasal dari orangtuanya, ia hanya bertugas sebagai marketing.
"Semua yang punya ide bikin cemilanya itu dari orangtuaku, jadi yang bikin orangtua, aku marketingnya," terang dia.
Ia menjelaskan usahanya berdiri sejak juni 2020. Untuk awal proses usahanya hanya dengan modal Rp300 ribu, itupun dari sisa gaji yang masih tersisa.
"Dari modal Rp300 ribu, aku belanja ke pasar, mamah aku yang buat dan aku pasarin, dan banyak yang suka akhirnya jadi seperti ini," katanya.
Nadine mengaku saat ini usahanya bisa memproduksi sekitar 1 ton sampai 2 ton basreng per hari belum termasuk cemilan lainnya dan terdapat 55 karyawan. (TYO)