IDXChannel - Petani yang tinggal di Dusun Ambun Dalam, Jorong Bukik Malintang Nagari Lubuk Gadang Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan (Solsel) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) sukses menjajaki kopi Arabika ke mancanegara.
Adapun ekspor perdana mulai Agustus 2021 ke Norwegia dengan volume 1 ton dalam bentuk biji kopi yang belum dipanggang (green coffe bean). Bahkan setelah sukses ekspor ke Benua Eropa, kopi Arabika Solsel sekarang masuk tahap pengemasan produk untuk memenuhi pasar Royal Amerika.
Pengiriman sebanyak 3 ton di jadwalkan akhir Oktober 2021. "Iya, Kita sudah mulai melakukan pengemasan produk Kopi Arabika asal Solsel untuk Royal Amerika. Ini bukti dari Alko Kopi Sumatra selaku eksportir ingin membranding Kopi Solsel," kata Zikwan, Rabu (20/10/2021).
Zikwan mulai merintis kebun kopi Arabika dilahan seluas 2 haktare pada 2016, dan saat awal-awal panen mengalami kendala dalam pemasaran kopi Arabika karena pangsa pasar dalam negeri dominan pada jenis Robusta.
Dia mengatakan kualitas jenis kopi Arabika asal Solsel cukup bagus dan diterima oleh pasar luar negeri, akan tetapi masih terkendala oleh pasokan untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri.
Untuk bisa memenuhi target pasar, Zikwan juga menampung kopi dari petani dan selanjutnya diproses di rumah prosesor kopi miliknya. Saat ini biji kopi petik merah (cerry) dibeli dari petani lokal dengan harga Rp9 ribu/kg dan untuk green coffe bean Rp90 ribu/kg.
Pihaknya dalam ekspor kopi masih belum mandiri, alias masih menjalin kemitraan dengan eksportir asal Kerinci, Jambi. Yakni koperasi Alko Kopi Sumatra. Menurut Zikwan, kendala saat ini pihaknya belum mampu memenuhi kuota Kopi Arabika Solsel yang dipesan.
"Sekarang kopi Arabika sedang habis buah (trek) sehingga kesulitan dalam memenuhi permintaan. Akan tetapi, pihaknya tetap berupaya maksimal untuk memenuhi kuota tersebut. Jelasnya kita tetap berjuang penuhi target atas nama Solsel walaupun tertatih-tatih," kata Zikwan.
Terpisah, CEO Alko Kopi Sumatra, Suryono Bagas menyatakan pengiriman kopi ke Royal Amerika 19,2ton tiap bulan. Dan setiap kopi yang dikirim berdasarkan nama petani dan asalnya karena menggunakan sistem tracebility atau ketelusuran asal usul kopi.
"Jadi walau yang ekspor kopinya bendera Alko, namun nama petani dan asal kopi tetap di sebutkan. Tujuannya adalah trasapransi asal usul kopi buat buyer (pembeli) dan sekalin membuat bangga petani dan daerah asal nya," ucap Suryono.
Dia menyatakan untuk setiap karung kopi disesuaikan dengan jumlah kuota permintaan koipnya. "Selain kopi dengan nama Zikwan Solsel 3 ton, ada kopi dengan nama HT kopi Gunung Tujuh sebanyak 6 ton, Kopi Erna Manis Kayu Aro 6 ton dan kopi Fatar 4,2ton," bebernya.
Suryono melanjutkan untuk ekspor ke Royal Amerika pihaknya masih menunggu adanya jadwal kapal dan seharusnya akhir Oktober di kirim namun estimasi kapal pertengahan November 2021.
"Alko siap bantu untuk masukann semua kopi dari basis komunitas untuk tampil dengan nama asalanya. Alko hanya jadi sarananya saja," tutupnya.
(SANDY)