Modal dia kumpulkan dengan mengajak teman-temannya untuk berbisnis, juga dari pinjaman bank. Awal-awal pendirian bisnisnya itu, Arief sempat mengalami kesulitan, sampai-sampai teman-temannya itu meminta agar modal dikembalikan.
Namun, seiring waktu berjalan usahanya itu justru berkembang saat dikelolanya sendiri. Arief menyediakan gas untuk sektor mekanik dan medis dengan bekerja sama dengan perusahaan gas industri lain di luar negeri.
Dia mendirikan pabrik yang dinamai Samator, yang merupakan singkatan dari Samarinda-Toraja. Pabrik ini akhirnya berkembang, dari dua hektare menjadi 20 hektare, dan Samator menjadi produsen gas industri dan medis terbesar di Indonesia. Samator Grup juga memiliki pabrik oksigen terbesar di Indonesia.
Samator mengakuisisi PT Aneka Gas Industri Tbk dengan membeli 51 persen sahamnya. Pada 2006, Arief ditunjuk menjadi komisaris utama perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang Umum.
Arief meninggal dunia saat pandemi COVID-19, mendiang berpulang akibat paparan COVID-19. Saat pandemi merebak, Arief aktif berkoordinasi dengan banyak rumah sakit di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur terkait pemenuhan kebutuhan oksigen.
Itulah kisah sukses Arief Harsono, pendiri Samator Grup.
(Nadya Kurnia)