Namun keuntungan tertingginya berasal dari komoditas bawang merang, dia pernah mendapatkan Rp100 juta dan menawarkan dengan harga tinggi kepada orang yang bersedia membelinya.
Galih bercocok tanam tidak asal-asalan. Dia bahkan mempelajari pola pasar holtikultura dengan mencari referensi sendiri, terkadang juga dia pergi ke pasar tradisional untuk mengecek langsung harga komoditasnya.
Sekarang Galih benar-benar menikmati pekerjaan sampingannya sebagai petani. Dia tidak malu menjadi petani sampingan, bahkan mengaku senang karena berhasil menanam dan merawat tanaman hingga panen.
Meskipun meraup banyak cuan dari pertanian, Galih tetap bekerja di hotel agar dia tetap mendapatkan penghasilan rutin setiap bulan.
Itulah kisah sukses petani bawang merah.
(Nadya Kurnia)