Setelah kejadian tersebut, Naomi memulai hidup baru dengan pindah ke Kabupaten Kudus, Di Usianya yang masih berumur 21 tahun, ia harus rela menyambung hidup dengan menjadi buruh cuci.
Tak hanya itu, Ia juga pernah bekerja disalah satu perusahaan rokok di Kudus yakni Djarum sebagai pemotong batang rokok. Disana Ia hanya mendapatkan penghasilan sebesar Rp375 per hari.
Perjalan hidup yang cukup keras sangat dirasakan Naomi kala itu, tak lama bekerja di pabrik rokok, ia pun memutuskan untuk beralih profesi menjadi kernet bus jurusan Semarang-Lasem.
Titik Kesuksesan Naomi Susilowati Setiono
Pada tahun 1990 orang tua Naomi memutuskan untuk pindah ke ibu kota dan hidup bersama adik-adiknya. Oleh sebab itulah Naomi diminta untuk pulang ke Lasem dengan tujuan untuk meneruskan usaha batik orang tuanya yang mati suri.
Dengan berbekal sedikit ilmu, Naomi tetap berusaha mempelajari tentang cara menggores, memberi pewarna, mendesain dan lain sebagainya. Ia pun juga mengumpulkan para pekerjanya dengan cara kekeluargaan.