“Kami sengaja bersama pak kades membentuk tempat ini untuk mewadahi kelompok yang mau membantu orang-orang untuk bercocok tanam hidroponik,” tuturnya.
Saat ini, sudah ada kelompok yang bertugas untuk membantu pembangunan atau instalasi hidroponik, kelompok yang bertugas untuk panen, dan kelompok yang bertugas pada pemasaran hasil panen.
Sehingga, kelompok yang bergabung dengan RHTB tidak perlu bersusah-susah memikirkan pemasaran hasil panennya.
Regi mencoba peruntungan di bisnis hidroponik saat pandemi. Sebelumnya, dia pernah bekerja di Telkom dan OPPO sebagai promotor, dia juga pernah bekerja di toko buah segar. Namun diberhentikan saat pandemi karena kegiatan ekspor-impor terhenti.
Selain itu, Regi juga pernah bekerja sebagai tukang dengan bayaran mencapai Rp80.000 per hari. Saat pandemi ini Regi bertemu dengan seorang petani hidroponik yang menawarkannya untuk belajar bercocok tanam dengan metode hidroponik.