sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mengenal Sosok Pemilik Biskuit Khong Guan di Indonesia yang Melegenda

Inspirator editor Mohammad Yan Yusuf
13/05/2023 09:33 WIB
Mengenal sosok pemilik biskuit Khong Guan di Indonesia menarik untuk kita bahas. Sebab biskuit begitu melegenda.
Mengenal Sosok Pemilik Biskuit Khong Guan di Indonesia yang Melegenda. (FOTO : MNC MEDIA)
Mengenal Sosok Pemilik Biskuit Khong Guan di Indonesia yang Melegenda. (FOTO : MNC MEDIA)

IDXChannel - Mengenal sosok pemilik biskuit Khong Guan di Indonesia menarik untuk kita bahas. Sebab biskuit begitu melegenda. 

Biskuit ini menjadi legenda terutama menjelang musim lebaran. Bahkan banyak meme muncul yang menjadikan bahan candaan biskuit ini. 

Lantas bagaimana mengenal sosok pemilik biskuit Khong Guan di Indonesia? Simak penjelasan yang dihimpun kami dari pemberitaan nasional dengan judul ‘Mengenal Konglomerat Pemilik Biskuit Khong Guan di Indonesia.’

Tentang Khong Guan

Sebelum mengenal sosok pemilik biskuit Khong Guan di Indonesia Anda perlu mengetahui tentang barang ini. 

Khong Guan salah satu biskuit kaleng yang selalu menghiasi jamuan saat momen lebaran di masyarakat Indonesia. Bahkan menjadi lebih fenomenal ketika di dalamnya di isi rengginang ketika biskuitnya telah habis. Khong Guan adalah brand legendaris produsen kue dan wafer populer di Indonesia.

Mengenal Sosok Pemilik Biskuit Khong Guan di Indonesia

Lantas siapa pemiliknya? Dia adalah Hartono Kweefanus, salah satu miliarder kelahiran Indonesia. Keluarga Hartono Kweefanus juga dikenal sebagai pemilik pabrik Khong Guan di Indonesia. 

Hartono dikenal sebagai salah satu konglomerat dan pemilik perusahaan mi instan dan biskuit terbesar di Indonesia dan Filipina, Monde Nissin.

Dalam literasi yang didapat, ia merupakan lulusan Universitas Nanyang Singapura ini lahir di Indonesia, sebelum akhirnya tinggal di Filipina. Ia adalah putra dari Kwee Boen Twie alias Hidayat Darmono.

Bersama Ong Kong Ie dan Go Swie Kie, adalah sosok yang pertama kali membawa masuk biskuit Khong Guan dari Singapura ke Indonesia pada era 1950-an.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement