IDXChannel - Sinar matahari sangat menyenga Pantai Kuta, Bali, kala itu. Sambil berteduh di bawah pohon rindang, Ni Ketut Sulasti (70), terlihat bercengkrama dengan rekannya sesama pemijat.
Obrolan mereka sesekali terhenti ketika melihat pengunjung pantai melintas. "Pijat pjiat, Rp 50 ribu saja," ujar Sulasti menawarkan jasanya.
Hingga tengah hari, belum satu pun pengunjung menghampirinya. "Sebelum ada korona, siang begini biasanya sudah dapat dua sampai tiga pelanggan," imbuh wanita Bali ini.
Di pantai Kuta, Sulasti sudah puluhan tahun menjadi pemijat, tepatnya sejak tahun 1974. Di usia 23 tahun, dia sudah menjual jasa pijat hingga kini usianya genap 70 tahun.
Selama 47 tahun, pasang surut penghasilan menjadi tukang pijat di pantai tentu sudah dirasakan. Mulai dekade 80-90 an yang menjadi masa emas pariwisata Bali.