IDXChannel - Semerbak kopi tercium begitu wangi saat memasuki Toko dan Pabrik Kopi Aroma yang legendaris di Kota Bandung. Pusat pengolahan dan penjualan kopi tersebut berdiri sejak 1930 dan tetap laris hingga kini.
Penggemar fanatiknya ada di mana-mana. Wisatawan pun banyak yang menjadikan Kopi Aroma sebagai oleh-oleh. Arsitektur bangunan Toko dan Pabrik Kopi Aroma bergaya art deco dari masa kolonial. Itu menjadikannya sebagai cagar budaya.
Lokasi bangunan berada di sudut Jalan Banceuy dan Jalan Pecinan Lama, kawasan sibuk di pusat Kota Kembang. Terdapat tulisan besar “Aroma, Paberik - Kopi” pada bagian atas bangunan.
Pejalan kaki yang melintasi trotoar di depan toko bisa dengan jelas melihat kegiatan penimbangan dan pengemasan kopi dari balik kaca jendela.
Di antara timbangan dan mesin-mesin penggiling kopi tempo doeloe dalam ruangan berukuran sekitar 6x6 meter itu, Widyapratama, 75 tahun, pemilik Kopi Aroma, menyambut MPI, Minggu (11/9/2022).
“Kami mempertahankan semua cara tradisional dalam pengolahan biji kopi di sini. Tanpa bahan kimia dan tambahan lain apalagi pewangi. Semua asli dan murni. Inilah tantangan sekaligus ciri khas Kopi Aroma,” tutur Widya yang setiap pagi masih terlibat dalam proses sangrai biji-biji kopi pilihan di pabriknya.
Foto: Fitri Rachmawati/ MNC Media
Dia menjelaskan, semua biji kopi di sana dierami hingga bertahun-tahun sebelum diolah untuk proses penuaan yang maksimal. Hasil penuaan ini sangat mempengaruhi mutu: rasa dan aroma.