sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Nyaris Gulung Tikar, Begini Perjalanan Kopi Aroma Bandung Jelang Satu Abad 

Inspirator editor Fitri Rachmawati
11/09/2022 21:46 WIB
Pusat pengolahan dan penjualan kopi tersebut berdiri sejak 1930 dan tetap laris hingga kini.
Nyaris Gulung Tikar, Begini Perjalanan Kopi Aroma Bandung Jelang Satu Abad (Foto: MNC Media)
Nyaris Gulung Tikar, Begini Perjalanan Kopi Aroma Bandung Jelang Satu Abad (Foto: MNC Media)

Nyaris Gulung Tikar

Widyapratama mengungkapkan, saat didirikan oleh ayahnya, Tan Houw Sian pada 1930, usaha ini dinamakan Koffie Fabriek Aroma Bandoeng. Widya merupakan anak tunggal Tan Houw Sian.
 
Meski sempat jatuh bangun, Koffie Fabriek Aroma Bandoeng sukses dan maju karena sangat menjaga mutu. Kopi produksi Tan Houw Sian digemari berbagai kalangan.

Foto: Fitri Rachmawati/ MNC Media

Namun, selama satu dekade, pada 1960 hingga 1970, bisnis kopi Tan Houw Sian tersendat. Ayah Widya semakin tua di sisi lain belum ada yang bisa diandalkan untuk membantu usaha. “Sudah berantakan tapi tidak sampai tutup. Masih cukup untuk makan keluarga. Tapi benar-benar goyah,” ungkap Widya.

Pada 1971, Widya –sang anak tunggal- yang baru menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran (Unpad), akhirnya melanjutkan usaha mendiang ayahnya. Dia membenahi semua lini usaha yang terbengkalai hingga kembali maju.

“Sekarang kondisinya sudah sangat stabil. Mudah-mudahan bisa maju terus dan berkah,” harapnya.

(DES)

Halaman : 1 2 3 4 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement