Market Watch
Last updated : 16:15 WIB 31/05/2023

Data is a realtime snapshot, delayed at least 10 minutes

Major Indexes
  • IHSG
  • 6,633.26
  • -3.16
  • -0.05%
  • LQ45
  • 949.67
  • +6.57
  • +0.7%
  • IDX30
  • 494.61
  • +4.07
  • +0.83%
  • JII
  • 530.52
  • -7.10
  • -1.32%
  • HSI
  • 18,216.91
  • -17.36
  • -0.1%
  • NYSE
  • 14,887.14
  • -107.50
  • -0.72%
  • STI
  • 3,160.78
  • +1.98
  • +0.06%
Currencies
  • USD-IDR
  • 14,990
  • 0.00%
  • 0
  • HKD-IDR
  • 7
  • 0.00%
  • 0
Commodities
  • Emas
  • 943,493
  • -0.08%
  • -786
  • Minyak
  • 1,028,614
  • -1.21%
  • -12,592

Pilih Beternak Ketimbang Jadi Dokter, Pria ini Banjir Order 9.000 Ekor Hewan Ternak

Inspirator
Kurnia Nadya
30/03/2023 08:45 WIB
Taufan Hidayat memasarkan ternaknya lewat smartphone dan kebanjiran ribuan order.
Pilih Beternak Ketimbang Jadi Dokter, Pria ini Banjir Order 9.000 Ekor Hewan Ternak. (Foto: Youtube/Pecahtelur)
Pilih Beternak Ketimbang Jadi Dokter, Pria ini Banjir Order 9.000 Ekor Hewan Ternak. (Foto: Youtube/Pecahtelur)

IDXChannel—Menjadi pegawai negeri sipil (PNS) adalah impian banyak orang. Namun lain halnya dengan dokter asal Kediri ini, ia rela meninggalkan pekerjaannya sebagai abdi negara demi menjadikan hobinya sejak kecil menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan menguntungkan, yaitu beternak.

Namanya Taufan Hidayat, ia adalah orang yang mempunyai tekad besar untuk membangun dunia peternakan. Ia ingin membuktikan bahwa ternak itu bukan hanya tentang bau kotoran hewan, namun juga dapat menghasilkan sesuatu. Ia menegaskan kalau ternak itu tidak memandang latar belakang profesi seseorang.

“Bahwasanya, saya yang seorang dokter, yang setiap harinya berkutat dengan pasien, dengan sesuatu yang bersih-bersih dan wangi ya kan. Nah itu saya ingin membuktikan bahwa ternak itu walaupun aromanya enggak wangi, tetapi cuannya wangi,” jelas Taufan seraya tertawa.

Taufan sendiri memutuskan keluar dari profesinya sebagai PNS, bukan berarti pekerjaan PNS itu tidak menjanjikan, melainkan saat itu ia memang sedang ingin sungguh-sungguh mengembangkan peternakan. Sehingga ia harus memilih untuk berhenti bekerja sebagai PNS.

“Tidak mungkin saya mengurusi peternakan sambil bekerja, Jadi saya harus memilih, saya keluar dari ASN, saya kembangkan peternakan saya, sampai cita-cita saya adalah go internasional untuk ekspor,” ungkap Taufan dalam channel Youtube PecahTelur.

Menurut Taufan, jika berambisi untuk sukses di dunia peternakan kuncinya adalah mengubah pola pikir. Kebanyakan peternak hanya fokus untuk mengubah pola pakan, tetapi lupa mengubah pola pikir. 

Mengubah pola pikir disini artinya bagaimana peternak mampu melihat bahwa beternak bukan hanya sekedar merawat hewan, tetapi ada banyak produk turunan yang bisa menjadi prospek. 

Contohnya di Barokah Farm Kediri milik Taufan, d isini tidak hanya peternakan saja namun juga menjual kebutuhan untuk ternak seperti konsentrat, pakan, rumput, bahkan pelatihan-pelatihan untuk peternak. Itulah jika peternak tidak mengubah pola pikir, maka potensi-potensi tersebut tidak akan terlihat. 

Sampai strategi pemasaran ternak Taufan juga mengandalkan pemasaran online, lewat Youtube, Facebook dan juga Whatsapp. Cara pemasaran tersebut mampu mendongkrak penjualan ternaknya. 

Dalam sebulan ia mampu menjual hingga 1.000 ekor, bahkan ada permintaan sampai 9.000 ekor hanya dengan memasarkan lewat smartphone.

Ternak unggulan yang menjadi branding kuat di Barokah Farm Kediri milik Taufan adalah Domba Dorper (Domba Potong Unggul asal Australia) karena memiliki indukan dan bibit yang terjamin kualitasnya.

Taufan memiliki harapan besar kepada anak-anak muda untuk ikut mengembangkan dunia peternakan. Beliau sudah coba membuktikan bahwa sebagai seorang dokter yang dituntut untuk selalu menjaga pola hidup bersih, namun tetap mau berkotor-kotor demi mengembangkan potensi ternak di Indonesia

Demikianlah kisah Dokter Taufan, owner dari Barokah Farm Kediri yang tidak pernah takut kalah oleh kegagalan sampai mampu sukses besar dalam bidang peternakannya. (NKK)

Penulis : Rizky Aulia

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis IDX Channel tidak terlibat dalam materi konten ini.