Bisnis buku bersama kedua temannya ini berkembang pesat, namun saat ingin mengembangkan usaha, Wie Tay pecah kongsi dengan kedua temannya dan akhirnya menjalankan usahanya sendiri-sendiri.
Wie Tay membuka toko yang lebih besar. Pada 1953, nama usahanya berubah menjadi Firma Gunung Agung. Di tahun yang sama pula, Wie Tay menggelar pameran buku pertama di Indonesia. Ialah pelopor di bidang ini.
Asal tahu saja, sebelum Wie Tay membuka toko buku, daerah sekitarnya tidak ada kios buku. Namun setelah ia membuka toko buku, mulai banyak pedagang yang menjajakan buku lewat gerobak di sekitarnya.
Berkat kesuksesan bisnis toko bukunya pula, Gunung Agung dipercaya untuk menerbitkan buku karangan Presiden Soekarno yang bertajuk ‘Di Bawah Bendera Revolusi’. Wie Tay menyerahkan Gunung Agung kepada anak-anaknya pada 1986 untuk diteruskan.
Ia memeluk Islam pada 1975 dan mengganti namanya menjadi Masagung. Usai mewariskan Gunung Agung ke anak-anaknya, Masagung fokus berdakwah dan menjalankan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.