Berkat kesuksesan penyelanggaraan pameran buku itulah, membuat Gunung Agung dipercaya pemerintah untuk menggelar pameran di Medan dalam Kongres Bahasa Indonesia 1954. Setelahnya, ia berhasil membuka cabang toko di Yogyakarta.
Wie Tay mengganti namanya menjadi Masagung pada 26 Agustus 1963. Saat itu, Gunung Agung sudah memiliki gedung toko yang besar di Kwitang. Karena kedekatannya dengan Bung Karno, Gunung Agung pun dipercaya untuk menerbitkan dan memasarkan dua jilid Di Bawah Bendera Revolusi.
Selain itu, Gunung Agung juga menerbitkan buku-buku lain bertemakan Bung Karno, dan inilah yang membuat Gunung Agung kian meroket dalam bisnisnya. Wie Tay meninggal dunia pada 24 September 1990.
Demikianlah sejarah singkat tentang pendiri toko buku Gunung Agung yang kini harus tutup usia karena kerugian bisnis. (NKK)